Jakarta, CNBC Indonesia - Stroke masih menjadi pembunuh terbesar di Indonesia. Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mencatat penyakit ini merenggut sekitar 350 ribu nyawa setiap tahun.
Stroke menjadi salah satu ancaman kesehatan paling serius bagi masyarakat. Tingginya angka kematian dan kecacatan jangka panjang itu membuat penanganan cepat menjadi kunci.
Menurut Dante, banyak pasien datang terlambat ke fasilitas kesehatan sehingga melewati golden period 4,5 jam, yakni waktu kritis untuk membuka sumbatan pembuluh darah dan mencegah kerusakan otak permanen.
"Stroke menyebabkan lebih dari 350 ribu kematian setiap tahun. Bahkan pada pasien yang selamat, risikonya adalah kecacatan permanen," kata Dante dalam keterangan resmi dikutip dari website Kemenkes RI, Selasa (9/12/2025).
"Kuncinya ada pada penanganan dalam 4,5 jam pertama sejak gejala muncul," ujarnya menambahkan.
Dalam konteks itu, daerah diminta memperkuat sistem respons darurat agar warga bisa dirujuk secepat mungkin. Jakarta menjadi salah satu kota pertama yang mengembangkan langkah percepatan penanganan melalui program Jakarta Siaga Stroke 2026, yang diluncurkan bertepatan dengan peringatan Hari Kesehatan Nasional belum lama ini.
Program ini mencoba memperbaiki rantai penanganan stroke, mulai dari respons awal di lapangan sampai percepatan rujukan ke rumah sakit yang memiliki fasilitas trombolisis. Pemerintah Provinsi DKI juga mengerahkan 584 anggota pasukan putih (petugas yang membantu disabilitas dan lansia) untuk ikut menangani situasi darurat dan memastikan pasien sampai ke layanan kesehatan dalam rentang golden period.
Selain itu, DKI memperkenalkan Jakarta Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (JakSimpus) yang mempermudah proses pelaporan dan mendukung integrasi data kesehatan. Platform ini akan dihubungkan dengan sistem nasional SatuSehat untuk mengurangi beban administratif tenaga kesehatan.
Menurut Dante, inovasi seperti ini perlu diperluas ke daerah lain agar angka kematian dan kecacatan bisa ditekan. "Kalau ekosistem ini berjalan baik, kita bisa menyelamatkan lebih banyak pasien. Ini penting agar beban stroke bagi masyarakat tidak terus meningkat," ujarnya.
Gejala awal stroke sering muncul tiba-tiba, di antaranya:
- Mati rasa atau kelemahan pada wajah, lengan, atau kaki
- Bicara pelo atau sulit memahami kata-kata
- Penglihatan kabur
- Hilang keseimbangan
- Sakit kepala hebat tanpa sebab jelas
Untuk mempermudah mengenali tanda-tanda itu, masyarakat disarankan memakai metode FAST: Face (wajah mencong), Arms (lengan lemas), Speech (bicara kacau), Time (segera ke IGD).
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]

1 hour ago
1














































