Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat dan China sedang berlomba untuk kembali ke Bulan. Peneliti asal Pakistan mengungkapkan alasan sebenarnya kedua negara raksasa itu adalah harta karun mineral yang harganya ratusan juta dolar Amerika Serikat.
NASA menargetkan untuk kembali mendaratkan manusia di Bulan pada 2028, sedangkan China menjadwalkan penerbangan ke Bulan pada 2030.
Mustafa Bilal dari Centre for Aerospace & Security Studies mengungkapkan bahwa ada sumber daya di Bulan yang diincar oleh beberapa perusahaan di dunia.
Dalam artikel opini di SpaceNews ia mencontohkan kesepakatan bernilai US$ 300 juta antara startup Interlune dengan Bluefors terkait pembelian 10.000 liter helium-3 yang diambil dari Bulan.
Helium-3, adalah isotop helium yang stabil, sehingga pas untuk bahan bakar nuklir reaktor tenaga listrik baik di Bulan atau di Bumi. Selain itu, elemen ini juga bisa digunakan untuk bahan "pendingin" komputer kuantum.
Bulan disebut memiliki kandungan helium-3 jauh lebih banyak dibandingkan dengan Bumi. Elemen helium-3 di Bulan berasal dari partikel yang tersembur bersama angin surya. Di Bumi, elemen yang sama tidak bisa menembus atmosfer yang tebal.
Interlune adalah satu dari banyak perusahaan yang fokus mencari cara paling efisien untuk menambang sumber daya di luar angkasa. Pesaingnya, antara lain, adalah Blue Origin milik Jeff Bezos. Blue Origin diketahui memiliki kesepakatan untuk memetakan sumber daya, termasuk helium-3 dan air, dari orbit, mengukur ketersediaan di permukaan Bulan, dan menggalinya di lokasi.
"Selain helium-3, air es di Bulan adalah sumber daya kritis karena bisa diproses menjadi air minum, oksigen, dan bahan bakar roket." kata Bilal.
Adanya tambang helium-3 bisa mendorong negara-negara yang memiliki kemampuan jelajah luar angkasa untuk membangun stasiun permanen di Bulan. Pertambangan helium-3 juga bisa menentukan "pemenang" kompetisi di antariksa.
Pasalnya, stasiun di Bulan tidak bisa bergantung sepenuhnya kepada pembangkit listrik tenaga surya. Di bulan, malam bisa berlangsung hingga 2 pekan waktu Bumi.
(dem/dem)
                    
                                                
    [Gambas:Video CNBC]
Next Article Trump Tiba-tiba Minta Izin Xi Jinping, Blak-blakan Nasib China

                        6 hours ago
                                2
                    














































