KILAS INTERNASIONAL
CNN Indonesia
Kamis, 14 Agu 2025 07:35 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Donald Trump kembali memunculkan rencana ambisius membangun sistem pertahanan rudal raksasa bagi Amerika Serikat, yang diberi nama Golden Dome.
Sementara itu Mesir disebut selama berbulan-bulan telah melatih pasukan Palestina mempersiapkan diri pimpin Jalur Gaza, saat agresi Israel berakhir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut ulasannya dalam Kilas Internasional hari ini, Kamis (14/8).
Trump Siapkan 'Golden Dome' Rp2.869 T, Sistem Pertahanan Rudal Lapis 3
Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali memunculkan rencana ambisius dengan membangun sistem pertahanan rudal raksasa senilai US$175 miliar atau setara Rp2.869 triliun, yang diberi nama Golden Dome.
Proyek ini diklaim akan menjadi pertahanan udara berlapis yang mampu menghalang ancaman rudal, khususnya dari China.
Dokumen itu menjelaskan bahwa Golden Dome akan menggabungkan tiga lapis sistem pencegat rudal, radar array, dan laser, selain pertahanan berbasis satelit di luar angkasa.
Mesir Latih 300 Pasukan Palestina Bekal Kuasai Gaza usai Agresi Israel
Mesir selama berbulan-bulan telah melatih pasukan Palestina untuk mempersiapkan diri memimpin Jalur Gaza saat agresi Israel berakhir.
April lalu, media Mesir dan Palestina melaporkan 300 personel keamanan Otoritas Palestina (PA) latihan di Kairo. Mereka terdiri dari 100 petugas polisi, 100 petugas keamanan nasional, 50 petugas keamanan preventif, dan 50 petugas intelijen.
Sumber tersebut menerangkan Mesir dan Yordania berharap pelatihan dan upaya yang mereka lakukan untuk membangun kembali Gaza mendapat dukungan finansial dari negara Teluk.
Trump-Putin Akan Bertemu di Pangkalan Militer AS Anchorage, Bahas Apa?
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin akan bertemu di pangkalan militer AS di Anchorage, Alaska, pada Jumat (15/8).
Dua pejabat Gedung Putih mengatakan kepada CNN bahwa Trump dan Putin akan menggelar pertemuan di Joint Base Elmendorf-Richardson, mengingat hanya lokasi tersebut yang memenuhi persyaratan keamanan di Alaska.
Gedung Putih pada Selasa (12/8) menyebut pertemuan tersebut merupakan "sesi mendengarkan". Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan Trump ingin mendengarkan langsung pandangan Putin mengenai penghentian perang di Ukraina.
(tim/dna)