REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menekankan, Iran tidak pernah menginginkan perang. Menurut dia, negaranya cenderung menghendaki penyelesaian masalah melalui jalur diplomasi.
Akan tetapi, lanjut Araghchi, pihaknya tidak pernah meyakini netralitas Amerika Serikat (AS) sebagai penengah. Terlebih lagi, Washington memiliki rekam jejak yang konsisten sebagai pembela kepentingan Israel di Timur Tengah.
"Kami tidak pernah mempercayai Amerika sebagai negosiator yang jujur. Amerika Serikat tidak jujur dalam hal apa pun, dan saya rasa tidak ada yang bisa mempercayai Amerika," kata Menlu Iran Araghchi dalam wawancara dengan jaringan televisi Al Jazeera, Sabtu (13/12/2025).
Ia juga menyoroti Perang 12 Hari yang dilancarkan rezim Israel terhadap Iran dan adanya ancaman serangan baru. Menurut Araghchi, Tel Aviv tidak menunjukkan tanda-tanda meredam ketegangan.
"Kami juga kerap mendengar bahwa rezim Israel kemungkinan akan menyerang (Iran) lagi," katanya.
Araghchi menyebut, "perang psikologis" tidak dapat dilepaskan dari perang fisik. Ia menduga, Tel Aviv kini sedang berupaya menebar propaganda yang menyasar Iran.
"Tampaknya mereka (Israel) saat ini sedang berupaya melakukan perang psikologis dan menciptakan rasa takut di negara ini bahwa ini adalah bagian dari perang yang lebih umum," tambahnya.
Walaupun memilih jalan diplomasi, tegas Araghchi, Iran tidak akan gentar bila memang harus terjun ke peperangan demi mempertahankan diri. Artinya, diplomasi tidak berarti mengabaikan kemungkinan perang.
"Kami sepenuhnya siap. Angkatan Bersenjata dan rakyat kami siap membela negara dalam situasi apa pun. Kami tidak menginginkan perang, tetapi kami ingin menyelesaikan masalah melalui jalur diplomasi," katanya melanjutkan.
Menurutnya, seseorang mungkin bisa menghancurkan bangunan dan peralatan dengan pengeboman, tetapi teknologi tidak akan hancur oleh serangan militer dan pengetahuan tidak bisa dihapus dari pemikiran melalui pengeboman.
Dia menegaskan bahwa pada intinya, kemauan suatu negara tidak bisa dihancurkan oleh pengeboman.
Araghchi mengingatkan sebelum serangan militer, mereka memboikot rakyat Iran selama bertahun-tahun tanpa ada penyelesaian masalah.
Ia menekankan bahwa tidak ada solusi lain selain negosiasi dan jalur diplomatik untuk menyelesaikan masalah yang ada.
Lebih lanjut, Araghchi menegaskan bahwa kondisi dan posisi Iran saat ini sepenuhnya tergantung pada rakyat Iran sendiri.
"Saya menyarankan Amerika Serikat untuk menghormati rakyat Iran dan sistem yang telah dipilih rakyat Iran untuk diri mereka sendiri," katanya.
sumber : Antara

5 hours ago
3











































