Asia Tenggara Poros Kebangkitan Islam dan Gravitasi Jakarta

4 hours ago 3

Oleh : Dr Usman Syihab, dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Diberitakan oleh kemenag.go.id, saat memberikan sambutan pada Mesyuarat Menteri-Menteri Agama MABIMS ke-21 yang berlangsung di Melaka, Malaysia, Ahad (19/10/2025), Menteri Agama RI, Prof Nasaruddin Umar menyampaikan harapan agar kawasan Asia Tenggara dapat menjadi episentrum baru peradaban Islam dunia, sebagaimana Baghdad pada masa kejayaan Islam.

Menurut Menag, Timur Tengah telah menunaikan tugas besar dalam membangun fondasi keislaman. Kini, saatnya Asia Tenggara mengambil peran untuk melahirkan kemajuan ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam.

Menurutnya, “kita lihat banyak negara Timur Tengah masih menghadapi ketidakstabilan, karena itu, mungkin justru di kawasan kita peluang itu muncul.”

Seterusnya beliau menyatakan “Dengan stabilitas politik dan ekonomi yang kita miliki, saya yakin Asia Tenggara bisa menjadi sorotan dunia sebagai pusat peradaban Islam yang baru.”

Gravitasi Jakarta

Senada dengan apa yang diharapkan oleh Menag tersebut, Malik Bennabi (1905-1977), sarjana dari Al-Jazair yang dianggap oleh sebagian pemikir Arab modern sebagai Ibnu Khaldun (1332-1406) kedua, pada 1949 menerbitkan sebuah buku yang berjudul “Wijhah Al-Alam Al-Islami/ Masa Depan Dunia Islam”.

Dia bependapat bahwa akibat dari dua Perang Dunia, dunia membentuk dirinya sebagai suatu kerucut dengan polarisasi dua kutub yaitu kutub barat dan timur. Menurutnya “dunia Islam yang berada di kutub timur yang dahulunya berpusat di Mediterranean tidak wujud lagi.

Dunia Islam akan beralih dan tunduk pada tarikan gravitasi Jakarta, sebagaimana ia pernah tunduk pada tarikan gravitasi Kairo atau Damascus.”

Dia juga menegaskan bahwa berakhirnya gravitasi Islam di Mediterranian merupakan pertanda pembebasan dunia Islam dari belenggu dan kehancuran internalnya, sementara perpindahan kepada fase Asia memberikan pengaruh psikologi, budaya, moral, sosial dan politik yang positif yang akan menentukan bentuk dan masa depan dunia Islam di pentas internasional dan kemauan bersama mereka.

Hipotesis Malik Bennabi bahwa Asia khususnya Indonesia akan menjadi pusat peradaban Islam berdasarkan atas pengamatannya terhadap syarat-syarat peradaban yang sudah mulai wujud.

Menurut Malik Bennabi, Indonesia, negara yang masih baru dari segi kekuatan Islam, tetapi memiliki pikiran dan tindakan yang mengatasi ilmu tradisional yang tertutup yakni dunia Islam di negeri ini akan mampu memperbarui dirinya, mengubah dirinya kepada kekuatan yang dinamis dan mempelajari hidup kembali.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |