Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas terus melaju, terpantau telah melesat selama tiga hari beruntun. Para ahili memprediksi harga emas diperkirakan tetap berada pada level tinggi, mengingat ketidakpastian geopolitik dan ekonomi makro secara global.
Para pelaku pasar bertaruh bahwa The Federal Reserve (The Fed) akan menurunkan biaya pinjaman jangka pendek sebesar 75 basis poin pada tahun 2025, kemungkinan besar dimulai pada bulan September. Hal tersebut yang dapat mendorong harga emas lebih tinggi lagi nantinya.
Sebagian besar analis memperkirakan bahwa harga emas akan naik menjadi US$3.560,59 hingga US$3.925,39 per troy ons pada akhir 2025. Perkiraan yang paling optimis menunjukkan bahwa harga akan melonjak menjadi US$3.956,22 per troy ons. Menurut perkiraan yang lebih konservatif, harga aset safe haven ini dapat mencapai US$3.315,00 per troy ons pada akhir tahun.
Menurut sebagian besar pakar, harga emas akan diperdagangkan dalam kisaran US$3.904,54 hingga U$5.155,30 per troy ons pada 2026. Beberapa analis meyakini bahwa aset tersebut tidak akan melebihi US$3.398,14 hingga US$3.695,53 per troy ons.
Konsensus perkiraan dari lembaga analitis untuk 2027-2030 adalah optimis. Analis memperkirakan harga logam mulia tersebut akan naik ke US$5.917,17 hingga US$5.952,00 pada tahun 2030.
Proyeksi optimis ini bisa mendorong harga emas makin melejit. Investor yang berinvestasi emas bisa makin cuan.
Jika flash back investasi emas pada tiga tahun lalu, kenaikan harga emas sejak akhir 2022 hingga perdagangan intraday hari ini Kamis (3/7/2025) di level US$3.353,3 telah melesat sekitar 84%.
Kenaikan harga emas dunia juga sejalan dengan kenaikan harga emas Antam yang telah melesat hingga 86% dari akhir 2022 di Rp1.026.000/gram menjadi Rp1.911.000/gram per Kamis (3/7/2025).
Jika investor berinvestasi sebesar Rp10 juta maka kenaikan nilai investasinya telah mencapai Rp18,6 juta dengan cuan Rp8,6 juta selama 3 tahun.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)