Jakarta, CNN Indonesia --
Ada banyak amalan yang bisa dilakukan untuk menuai pahala di bulan Dzulhijjah, di antaranya adalah menunaikan puasa sunnah arafah dan tarwiyah.
Namun, bolehkah puasa arafah tapi tidak puasa tarwiyah? Pertanyaan ini sering kali muncul ketika memasuki bulan haji atau Dzulhijjah. Pasalnya, puasa arafah dan tarwiyah hanya ada di bulan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melaksanakan puasa sunnah di bulan Dzulhijjah termasuk amalan yang dianjurkan, mengingat bulan Dzulhijjah adalah salah satu bulan yang memiliki keistimewaan.
Apa itu puasa tarwiyah dan arafah?
Puasa tarwiyah merupakan puasa sunnah yang dilakukan pada hari kedelapan di bulan dzulhijjah. Hari tersebut adalah rangkaian awal dari ibadah haji ketika para jemaah haji mulai bersiap untuk wukuf di arafah.
Kata tarwiyah berasal dari bahasa Arab yang artinya adalah berpikir atau merenung. Disebut puasa tarwiyah karena pada hari tersebut Nabi Ibrahim merenungi mimpi dari Allah tentang perintah untuk menyembelih anaknya.
Sementara puasa arafah merupakan puasa yang dilakukan pada hari kesembilan di bulan Dzulhijjah. Hari tersebut merupakan puncak dari ibadah haji ketika para jemaah haji melaksanakan wukuf di Arafah.
Sebab dan makna di balik penamaan puasa arafah, karena pada hari tersebut terdapat beberapa peristiwa penting seperti:
- Hari bertemunya Nabi Adam dan Siti Hawa
- Hari ketika Nabi Ibrahim mulai mengetahui kebenaran mimpinya
- Hari ketika malaikat Jibril mengenalkan ibadah haji kepada Nabi Ibrahim
- Pada hari tersebut merupakan hari ketika manusia mengakui dosa-dosanya
Hari arafah adalah termasuk dari hari yang paling utama dalam setahunnya, sehingga sangat dianjurkan berpuasa terutama bagi yang tidak melaksanakan ibadah haji.
Puasa ini juga dapat menjadi penghapus dosa-dosa yang telah lalu, seperti dijelaskan dalam hadis berikut.
مَا مِنْ يَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَة
"Hari arafah adalah hari yang paling banyak Allah Swt. bebaskan hamba-hambanya dari api neraka." (HR. Muslim).
Bolehkah puasa arafah tapi tidak puasa tarwiyah?
Dikutip dari NU Online, anjuran untuk puasa di bulan dzulhijjah merujuk pada hadis nabi berikut.
Dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah saw bersabda, "Tidak ada hari-hari ketika orang mengerjakan amalan saleh pada hari-hari itu yang lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini." (HR. Bukhari)
Menurut ulama, hari itu yang dimaksud dalam hadis tersebut adalah hari-hari di bulan Dzulhijjah terutama pada sepuluh hari pertama.
Kemudian para sahabat bertanya "Apakah itu juga lebih baik daripada pahala jihad fi sabilillah?" Beliau saw menjawab, "Tidak lebih dicintai oleh Allah selain sepuluh hari itu untuk berjihad fi sabilillah, kecuali seseorang yang pergi dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan membawa apapun dari (dua) hal tersebut. Yakni, setelah berjihad lalu mati syahid." (HR. Bukhari)
Dari hadis di atas dapat disimpulkan bahwa puasa sunnah di bulan dzulhijjah sangat dianjurkan. Namun, tidak ada kewajiban untuk melaksanakan puasa tarwiyah dan arafah secara beriringan.
Dengan demikian, boleh jika hanya melaksanakan puasa arafah saja tapi tidak puasa tarwiyah. Hal ini dikarenakan puasa tersebut hukumnya sunnah, yang artinya boleh dilakukan dan boleh tidak.
(mrs/fef)