Bos Badan Gizi Jamin Tak Akan Ada Korupsi di Makan Bergizi Gratis

3 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menjamin tidak ada praktik korupsi dalam program Makanan Bergizi Gratis (MBG).

Ia menegaskan sistem pengelolaan keuangan yang diterapkan sudah dirancang sedemikian rupa agar tidak dapat dimanipulasi.

"Enggak mungkin ada korupsi di makan bergizi (MBG) karena kita sudah bikin virtual account harus ditandatangani oleh berdua. Oleh mitra dan oleh Badan Gizi. Kemudian diletakkan bahan baku at cost, operational at cost. Insentif yang boleh dimakan," ujar Dadan dalam konferensi pers di Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Jakarta Selatan, Selasa (5/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dadan menjelaskan belanja bahan baku juga wajib mengacu pada referensi harga pasar. Jika terjadi markup oleh mitra, hal itu bisa langsung terdeteksi dalam waktu singkat.

Beberapa mitra yang ketahuan melakukan praktik tersebut, kata dia, telah diaudit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan diminta mengembalikan uang negara.

"Jadi untuk kasus-kasus penyalahgunaan anggaran kecil sekali kemungkinan terjadi pada program MBG. Apalagi uang itu tidak disimpan dengan rekening Badan Gizi tapi dikirim dari KPPN (Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara) langsung ke virtual (account)," tuturnya.

Dadan mengakui risiko penyalahgunaan anggaran tetap ada, namun ia mengaku justru lebih khawatir terhadap potensi keracunan makanan dalam program MBG. Menurutnya, keracunan lebih kompleks karena menyangkut banyak mata rantai.

"Kalau Anda semua tanya ke saya, ada dua risiko yang paling besar dalam akan berikuti. Satu adalah penyalahgunaan anggaran. Yang kedua adalah keracunan. Jadi kalau jujur saya ditanya, saya lebih takut dengan yang kedua," ucapnya.

Dadan menjelaskan keracunan bisa terjadi dari banyak faktor, mulai dari pemilihan bahan baku, proses pengolahan, penyajian, pengiriman, hingga kondisi kesehatan anak saat mengonsumsi makanan.

Ia mencontohkan pernah ada satu siswa yang muntah karena sedang sakit, namun menyebabkan satu sekolah ikut panik karena dianggap makanan penyebabnya.

"Kita terus perketat sehingga seluruh faktornya bisa kita identifikasi," kata Dadan.

Sebelumnya, kasus dugaan keracunan makanan menimpa puluhan siswa dari tiga sekolah di Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT) usai mengonsumsi menu MBG.

Data dari Dinas Kesehatan setempat mencatat total 77 siswa mengalami gejala seperti pusing, sakit perut, mual, muntah, hingga diare.

Sebagian besar dari mereka telah dipulangkan setelah menjalani perawatan di tiga fasilitas kesehatan. Dugaan sementara mengarah pada ikan dalam menu MBG sebagai penyebab keracunan, namun penyelidikan epidemiologi masih berlangsung.

Kasus serupa juga terjadi di Kota Kupang, melibatkan sekitar 200 siswa SMP yang mengalami gejala serupa usai menyantap MBG. Dari jumlah tersebut, 140 orang sempat dirawat di tiga rumah sakit berbeda.

[Gambas:Video CNN]

(del/agt)

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |