BPS: Neraca Perdagangan Surplus 11,07 Miliar Dolar AS pada Januari–April 2025

2 months ago 59

8000hoki.com List Situs situs Slots Gacor Japan Terkini Sering Lancar Win Setiap Hari

hoki kilat online List ID website Slots Gacor China Terbaru Gampang Win Online

1000 Hoki Online List Akun web Slots Maxwin Indonesia Terkini Gampang Lancar Jackpot Terus

5000 hoki List Daftar server Slot Gacor Myanmar Terbaru Pasti Lancar Scatter Full Banyak

7000hoki List Login server Slot Gacor Japan Terbaru Pasti Win Full Terus

9000 hoki List ID server Slots Gacor Terbaru Mudah Lancar Win Full Banyak

List Situs game Slots Gacor server China Terpercaya Gampang Lancar Scatter Setiap Hari

Idagent138 login Id Slot Maxwin Online

Luckygaming138 Daftar Akun Slot Maxwin Terbaik

Adugaming Id Slot Game Terpercaya

kiss69 Id Slot Anti Rungkat Terpercaya

Agent188 login Slot Terpercaya

Moto128 Id Slot Anti Rungkad Terbaik

Betplay138 Daftar Slot Anti Rungkad Terbaik

Letsbet77 Slot Gacor Terpercaya

Portbet88 Slot Maxwin Terbaik

Jfgaming168 Slot Anti Rungkad Terbaik

MasterGaming138 Slot Terpercaya

Adagaming168 Daftar Id Slot Gacor

Kingbet189 Slot Anti Rungkad Terbaik

Summer138 Daftar Akun Slot Gacor Online

Evorabid77 Slot Maxwin Online

bancibet Slot Gacor Terpercaya

adagaming168 Daftar Akun Slot Game Online

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatat kinerja positif. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan barang Indonesia sepanjang Januari–April 2025 mencatat surplus sebesar 11,07 miliar dolar AS. Angka ini meningkat 0,95 miliar dolar AS dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

“Kinerja ini ditopang ekspor yang mencapai 87,36 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan impor yang sebesar 76,29 miliar dolar AS,” ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers Berita Resmi Statistik (BRS) di Jakarta, Senin (2/6/2025).

Ia menjelaskan, nilai ekspor selama Januari–April 2025 meningkat 6,65 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan ini utamanya didorong sektor industri pengolahan dengan total ekspor sebesar 68,84 miliar dolar AS, tumbuh 16,08 persen secara tahunan.

Beberapa komoditas unggulan mencatat pertumbuhan signifikan, antara lain besi dan baja yang menyumbang 8,81 miliar dolar AS (naik 6,62 persen), serta minyak kelapa sawit (CPO) dan produk turunannya yang naik 20 persen menjadi 7,05 miliar dolar AS. Namun, ekspor batubara justru turun 19,74 persen menjadi 8,17 miliar dolar AS.

Tiongkok tetap menjadi pasar ekspor utama komoditas nonmigas Indonesia, dengan nilai 18,87 miliar dolar AS atau 22,86 persen dari total ekspor. Disusul Amerika Serikat (9,38 miliar dolar AS atau 11,36 persen) dan India (5,59 miliar dolar AS atau 6,77 persen). Ekspor ke Tiongkok didominasi besi dan baja, bahan bakar mineral, serta nikel. Sementara itu, ekspor ke Amerika Serikat didominasi oleh mesin dan perlengkapan elektrik, alas kaki, serta pakaian dan aksesorisnya.

Dari sisi impor, BPS mencatat nilai impor selama Januari–April 2025 sebesar 76,29 miliar dolar AS, naik 6,27 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Impor nonmigas menyumbang 65,29 miliar dolar AS (naik 9,18 persen), sedangkan impor migas justru turun 8,27 persen menjadi 11 miliar dolar AS.

Impor terbesar berasal dari mesin/peralatan mekanis (10,75 miliar dolar AS), mesin/perlengkapan elektrik (9,35 miliar dolar AS), serta kendaraan dan bagiannya (3,45 miliar dolar AS). Dari sisi penggunaan, impor bahan baku atau penolong naik 5,32 persen menjadi 55,35 miliar dolar AS.

China menjadi negara asal impor nonmigas terbesar dengan nilai 25,77 miliar dolar AS (39,48 persen), disusul Jepang (5,04 miliar dolar AS) dan Thailand (3,13 miliar dolar AS). Mayoritas impor dari China mencakup mesin, peralatan elektrik, dan kendaraan.

Surplus perdagangan nonmigas terbesar disumbang oleh lima komoditas utama, yakni lemak dan minyak hewani/nabati (9,85 miliar dolar AS), bahan bakar mineral (9,16 miliar dolar AS), besi dan baja (5,54 miliar dolar AS), produk nikel (2,59 miliar dolar AS), serta alas kaki (2,05 miliar dolar AS).

Indonesia mencatat surplus perdagangan nonmigas tertinggi dengan Amerika Serikat (6,42 miliar dolar AS), India (4 miliar dolar AS), dan Filipina (2,92 miliar dolar AS). Komoditas penyumbang surplus terbesar ke Amerika Serikat antara lain mesin dan perlengkapan elektrik, alas kaki, serta pakaian.

Namun, defisit perdagangan nonmigas juga terjadi, terbesar dengan Tiongkok (6,9 miliar dolar AS), Australia (1,57 miliar dolar AS), dan Hong Kong (486 juta dolar AS). Penyumbang defisit terbesar berasal dari mesin dan perlengkapan elektrik, serta kendaraan.

Untuk April saja, ekspor Indonesia mencapai 20,74 miliar dolar AS (naik 5,76 persen secara tahunan), sementara impor tercatat sebesar 20,59 miliar dolar AS (naik 21,84 persen).

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |