Deal! PGN Teken Kontrak Jual Beli Gas Metana Batu Bara di Sumsel

11 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), Subholding Gas PT Pertamina (Persero), dan Dart Energy (Tanjung Enim) Pte Ltd (Dart Energy), anak usaha NuEnergy Gas Limited, perusahaan energi yang terdaftar di Bursa Saham Australia (ASX) berkode emiten NGY, menandatangani Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) dari proyek pengembangan lapangan gas metana batu bara atau Coalbed Methane (CBM) di Wilayah Kerja Tanjung Enim, Sumatra Selatan.

Penandatanganan PJBG ini dilakukan pada Rabu (17/12/2025). Melalui perjanjian ini, Dart Energy nantinya akan memasok CBM kepada PGN. Inisiatif ini akan menambah alternatif sumber pasokan, sekaligus memperkuat ketahanan energi melalui pemanfaatan potensi gas yang sebelumnya belum optimal.

Sub Koordinator Penyiapan Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi Non Konvensional Ditjen Migas Firdaus Wajdi menyampaikan pemerintah mendukung penuh kerja sama tersebut dan mengupayakan Tanjung Enim menjadi Proyek Strategis Nasional.

"Semoga melalui PJBG ini penyaluran gas dari Tanjung Enim secara tepat waktu untuk memenuhi industri, meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah setempat dan menjadi best practice pemanfaatan CBM yang berkontribusi nyata pada kedaulatan energi," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Kamis (18/12/2025).

Menurut dia, keberhasilan ini merupakan hasil kolaborasi berbagai pihak, meliputi Ditjen Migas, SKK Migas, KKKS, PGN, dan NU Energy. Dukungan dan upaya dari PGN turut mewujudkan pemanfaatan CBM yang akan diintegrasikan dengan infrastruktur yang tersedia, baik melalui jaringan pipa maupun beyond pipeline.

Direktur SDM dan Penunjang Bisnis PGN Rachmat Hutama mengatakan melalui kerja sama ini, PGN sebagai Subholding Gas Pertamina siap mendukung pengembangan dan pemanfaatan WK GMB Tanjung Enim.

"Dengan pengalaman dan kapabilitas PGN dalam mengelola infrastruktur yang terintegrasi, diharapkan dapat menjembatani sumber gas dapat dimanfaatkan secara optimal oleh pelanggan," ujarnya.

Sementara itu, selaku Holding Company dari Dart Energy, CEO NuEnergy Gas, Lim Beng Hong menyampaikan bahwa CBM menjadi new chapter dalam pemanfaatan energi di Indonesia. Setidaknya, kerjasama ini akan mendukung tiga hal utama.

Pertama adalah pemanfaatan clean energy yang sejalan dengan upaya pemerintah di masa transisi energi menuju NZE 2060. Kedua, CBM yang dimanfaatkan dalam kerja sama ini diproduksi dari sumber domestik sehingga signifikan dalam optimalisasi energi dalam negeri.

"Ketiga adalah unlock resource CBM yang berpeluang untuk mendorong Indonesia memiliki new resource dalam pemenuhan supply demand energi nasional," ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga memandang bahwa kerjasama ini lebih dari jual beli gas tetapi strategic partnership dan siap untuk kerja sama yang lebih lanjut ke depannya.

Sebagai informasi, Dart Energy merupakan anak usaha dari NuEnergy Gas Limited, perusahaan energi yang terdaftar di Bursa Saham Australia (ASX) berkode emiten NGY. Meski terdaftar di Bursa Saham Australia, namun perusahaan fokus pada pengembangan lapangan CBM di Indonesia. Berdasarkan situs perusahaan, setidaknya kini perusahaan memiliki empat kontrak bagi hasil (Production Sharing Contract/ PSC) CBM di Indonesia, antara lain Tanjung Enim PSC, Muara Enim PSC, Muara Enim II PSC, dan Muralim PSC. Semuanya berada di Sumatra Selatan.

Adapun untuk Kontrak Bagi Hasil (PSC) CBM di Tanjung Enim ini ditandatangani pada 3 Agustus 2009 untuk kurun waktu 30 tahun. Kontraktor kontrak kerja sama untuk Tanjung Enim PSC ini antara lain NuEnergy melalui Dart Energy (Tanjung Enim) Pte Ltd 45%, PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Hulu Energi Metra Enim sebesar 27,5%, dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melalui PT Bukit Asam Metana Enim 27,5%.

Potensi sumber daya CBM di blok CBM Tanjung Enim ini tercatat mencapai 484 miliar kaki kubik (BCF).

(ven/wia)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |