Delapan Anak Palestina Dibom Israel Saat Antre Untuk Dapat Suplemen Gizi

7 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID,YERUSALEM - Sedikitnya 15 warga Palestina, termasuk delapan anak-anak dan dua wanita, telah wafat oleh serangan Israel di dekat sebuah titik medis di Gaza tengah, sebuah rumah sakit di sana menginformasikan peristiwa tersebut.

Rumah Sakit Martir Al-Aqsa mengatakan bahwa serangan tersebut menghantam orang-orang yang sedang mengantri untuk mendapatkan suplemen gizi di kota Deir al-Balah. Video grafis dari rumah sakit tersebut menunjukkan tubuh beberapa anak dan orang lain tergeletak di lantai saat petugas medis merawat luka mereka.

Militer Israel yang secara terang-terangan melakukan genosida di Gaza mengatakan bahwa mereka menargetkan Hamas di daerah tersebut. 

Militer Israel juga mengatakan bahwa mereka menyesal telah mencederai orang-orang yang tidak terlibat dan insiden tersebut sedang ditinjau, dikutip dari laman Saudi Gazette, Jumat (11/7/2025)

Sebanyak 26 orang lainnya dilaporkan wafat oleh serangan-serangan Israel di tempat lain di Gaza pada Kamis, ketika delegasi Israel dan Hamas melanjutkan negosiasi untuk sebuah gencatan senjata baru dan kesepakatan pembebasan sandera pada pembicaraan tidak langsung di Doha.

Meskipun ada optimisme yang diungkapkan oleh Amerika Serikat (AS), yang bertindak sebagai mediator bersama dengan Qatar dan Mesir, sejauh ini mereka tampaknya belum mendekati terobosan.

Di kamar mayat rumah sakit al-Aqsa, para kerabat korban wafat menangis saat mereka membungkus anak-anak yang syahid dengan kain kafan putih dan kantong mayat sebelum melaksanakan sholat jenazah.

Israel Bunuh Wanita Hamil 

Seorang wanita mengatakan kepada BBC bahwa keponakannya yang sedang hamil, Manal, dan putrinya, Fatima, termasuk di antara mereka, dan putra Manal berada di unit perawatan intensif.

“Dia sedang mengantre untuk mendapatkan suplemen anak-anak ketika insiden itu terjadi, saya tidak tahu apa yang terjadi setelah itu,” kata Intisar.

Seorang perempuan lain yang berdiri di dekatnya berkata, “Untuk dosa apa mereka dibunuh?”

"Kami sekarat di depan telinga dan mata seluruh dunia. Seluruh dunia sedang menyaksikan Jalur Gaza. Jika orang-orang tidak dibunuh oleh tentara Israel, mereka mati karena berusaha mendapatkan bantuan," ujarnya.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka menyerang seorang anggota pasukan elit Nukhba, sayap militer Hamas, yang ikut ambil bagian dalam serangan 7 Oktober 2023 terhadap Israel.

"IDF mengetahui adanya laporan mengenai sejumlah orang yang terluka di daerah tersebut. Insiden itu sedang ditinjau," kata IDF.

“IDF menyesalkan adanya cedera pada individu yang tidak terlibat," ujar IDF yang sudah membunuh puluhan ribu wanita dan anak-anak Palestina. 

Serangan Israel tersebut terjadi ketika para mediator berusaha membangun momentum menuju kesepakatan gencatan senjata pada pembicaraan di Doha.

Namun, kesenjangan yang signifikan antara Israel dan Hamas tampaknya masih ada.

Pada Rabu, seorang pejabat senior Israel mengatakan kepada para jurnalis di Washington bahwa dibutuhkan waktu satu atau dua pekan untuk mencapai kesepakatan.

Pejabat tersebut, yang berbicara dalam kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Amerika Serikat, juga mengatakan bahwa jika kesepakatan gencatan senjata selama 60 hari tercapai, Israel akan menggunakan waktu tersebut untuk menawarkan penghentian perang secara permanen, yang mengharuskan Hamas untuk melucuti senjatanya. Jika Hamas menolak untuk melucuti senjata, Israel akan melanjutkan dengan operasi militer, mereka menambahkan.

Sebelumnya, Hamas mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa perundingan berjalan sulit, dan menyalahkan sikap keras kepala Israel yang terus melakukan pembunuhan.

Kelompok ini mengatakan bahwa mereka telah menunjukkan fleksibilitas dalam menyetujui pembebasan 10 sandera, namun menegaskan kembali bahwa mereka mencari kesepakatan komprehensif yang akan mengakhiri serangan Israel.

Militer Israel melakukan genosida di Gaza pada 7 Oktober 2023. Setidaknya 57.680 orang telah dibunuh Israel di Gaza sejak saat itu, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.

Sebagian besar penduduk Gaza juga telah mengungsi beberapa kali. Lebih dari 90 persen rumah diperkirakan rusak atau hancur, sistem layanan kesehatan, air, sanitasi, dan kebersihan telah runtuh, serta kekurangan makanan, bahan bakar, obat-obatan, dan tempat tinggal. 

Sumber:

Saudi Gazette

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |