REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kunjungan wisatawan ke sejumlah desa wisata tumbuh sekitar 11 persen secara tahunan sepanjang 2024, menandai peran desa sebagai penggerak ekonomi lokal yang semakin nyata. Peningkatan tersebut mencerminkan pergeseran minat wisatawan ke destinasi berbasis komunitas yang menawarkan pengalaman autentik sekaligus memberi dampak langsung bagi warga.
Aktivitas wisata di desa mendorong tumbuhnya usaha kecil, jasa pemandu, homestay, hingga produk budaya yang dikelola masyarakat setempat. Tren ini terlihat di desa-desa wisata yang tergabung dalam program Desa Bakti BCA.
Pengelolaan pariwisata berbasis warga dinilai mampu memperluas sumber pendapatan desa sekaligus menjaga agar perputaran ekonomi tetap berada di tingkat lokal. EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan, desa wisata memiliki posisi strategis dalam menggerakkan ekonomi masyarakat.
“Dsa wisata memiliki peran strategis sebagai motor penggerak ekonomi lokal. Oleh karena itu, kami menjalankan serangkaian program pembinaan dan pemberdayaan, termasuk promosi, di Desa Bakti BCA agar dapat berkembang secara berkelanjutan,”ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (19/12/2025).
Sejumlah desa wisata mengembangkan aktivitas yang terhubung langsung dengan mata pencarian warga, seperti pertanian, kerajinan, kuliner, hingga pengelolaan lingkungan. Model ini membuat manfaat ekonomi tidak hanya dinikmati pengelola, tetapi menyebar ke berbagai lapisan masyarakat desa.
Momentum libur Natal dan Tahun Baru menjadi salah satu periode penting bagi desa wisata untuk memaksimalkan arus kunjungan. Insentif harga tiket turut mendorong wisatawan menjadikan desa sebagai pilihan utama, bukan sekadar alternatif.
Pertumbuhan kunjungan tersebut memperlihatkan bahwa desa wisata semakin berperan sebagai instrumen penguatan ekonomi lokal yang berkelanjutan, dengan masyarakat sebagai aktor utama pembangunan.

2 hours ago
1













































