Dosen UIN Mataram Jelaskan Dakwah di Era Kecerdasan Buatan

1 day ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, Nusa Tenggara Barat memandang dakwah agama yang terjadi selama ini telah mengalami lompatan besar berkat kehadiran teknologi kecerdasan buatan atau akal imitasi (AI).

Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Mataram Muhammad Saleh Ending mengatakan pendekatan dakwah selalu dinamis karena mampu beradaptasi dengan perubahan sosial, budaya, dan teknologi.

"Kita tidak menafikan kecerdasan buatan, karena teknologi itu hadir di sekeliling kita. AI bisa dipakai sebagai media untuk menyampaikan dakwah," ujarnya di Mataram, Kamis.

Ia mengajak umat Islam untuk tidak takut dengan kemunculan teknologi kecerdasan buatan karena poin paling utama adalah pesan yang disampaikan lewat dakwah.

Menurut dia, manusia tidak mempunyai hak untuk keluar dari setiap perubahan yang terjadi akibat perkembangan zaman, tetapi harus masuk dalam dunia yang saat ini ramai membahas kecerdasan buatan.

"Kita harus masuk ke dalam situ. AI pasti butuh pesan dengan cara yang baik, cara yang berdamai, cara yang memang memberi rasa hormat dan kemanusiaan," kata Saleh.

Dia mengemukakan ketika seseorang berada di era kecerdasan buatan, kemudian menghilangkan etika berkomunikasi, menghilangkan nilai inklusivitas, dan menghilangkan kemanusiaan, maka semua itu bisa menjadi bumerang dalam proses kehidupan.

Kecerdasan buatan yang berkembang saat ini, ujar dia, bisa dipakai untuk personalisasi konten dakwah, meningkatkan jangkauan, dan menyediakan akses informasi keagamaan yang lebih mudah.

Ia mengingatkan khalayak untuk selalu berhati-hati dalam memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan agar tidak mengurangi esensi dakwah dan nilai-nilai agama yang disampaikan melalui konten yang diproduksi oleh kecerdasan buatan.

"Kita perlu beradaptasi dengan dunia hari ini melalui pesan-pesan moral yang menuntun orang menjadi baik. Melalui AI, kita dapat mengajak orang berdakwah dengan cara yang santun, mengajak orang berkomunikasi dengan cara yang baik dan tidak menghujat," katanya.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan lima prioritas dalam strategi pemanfaatan kecerdasan buatan nasional, yaitu reformasi birokrasi, pengembangan kota pintar, layanan kesehatan, keamanan pangan, dan pendidikan talenta.

Bahkan, beberapa lembaga pemerintahan telah melakukan pengolahan data berbasis kecerdasan buatan untuk mengurangi waktu dan biaya operasional.

Saat ini peta jalan kecerdasan buatan sedang disusun oleh pemerintah Indonesia. Regulasi yang telah diterapkan di berbagai negara maju menjadi referensi dalam menyusun peta jalan kecerdasan buatan tersebut.

sumber : Antara

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |