ESDM Tinjau Operasi Pertamina Sumsel, Pastikan Produksi dan Pekerja Aman

11 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Teknik dan Lingkungan Minyak dan Gas Bumi melakukan peninjauan lapangan ke Wilayah Kerja Zona 4 Subholding Upstream Pertamina di Sumatera Selatan. Kegiatan ini bertujuan memastikan upaya optimalisasi produksi migas berjalan baik serta standar keselamatan pekerja di lapangan terpenuhi.

Peninjauan dipimpin Direktur Teknik dan Lingkungan Migas, Noor Arifin Muhammad. Rombongan meninjau operasi di wilayah Prabumulih yang mencakup enam lapangan migas.

Kegiatan kemudian berlanjut ke fasilitas Metering and Regulating Station (MRS) Jargas SOR 1 Gelumbang serta Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) yang dikelola PT Pertamina Gas Negara (PGN). Selain itu, pemantauan juga dilakukan pada fasilitas pengolahan di Refinery Unit (RU) III Plaju dan Sungai Gerong.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arifin menyampaikan bahwa pengawasan langsung antara regulator dan pengelola fasilitas migas perlu dilakukan secara berkesinambungan, baik terhadap infrastruktur maupun sumber daya manusia. Menurutnya, hal ini penting untuk menjaga standar keamanan dan keselamatan agar produksi tetap optimal dan rantai distribusi berjalan lancar.

Ia menegaskan bahwa proses pengolahan migas memiliki risiko tinggi sehingga diperlukan disiplin dalam screening pekerjaan, kepatuhan pada prosedur, serta komunikasi dengan seluruh pekerja.

"Kunjungan ini merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk tinjau pemenuhan keselamatan dan keandalan operasi migas," uajrnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (22/11).

Prabumulih menjadi salah satu wilayah kerja dengan peningkatan produksi signifikan. Sejak Januari hingga 31 Oktober 2025, produksi minyak Lapangan Prabumulih mencapai 10.586 BOPD atau 130% dari target.

Pada periode yang sama, produksi gas tercatat 117,84 MMSCFD atau 104% dari target. Pasokan dari Prabumulih memenuhi kebutuhan Kilang Plaju, rumah tangga, industri di Sumatera Selatan, serta cadangan pasokan untuk Pulau Jawa.

Sementara itu, RU III Plaju yang merupakan kilang tertua di Indonesia memiliki kapasitas 120 MBSD atau sekitar 12% dari total kapasitas kilang Pertamina. Dengan hampir 1.000 pekerja, kilang ini memproduksi solar dan biosolar, pertalite, avtur, serta produk lain seperti nafta dan heavy vacuum gas oil (HVGO).

Kilang Plaju juga menjalankan pemantauan emisi melalui sistem CEMS serta pengukuran manual sesuai ketentuan Kementerian Lingkungan Hidup.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Muhammad Baron, menegaskan bahwa Pertamina terus memperkuat penerapan aspek keamanan di seluruh fasilitas.

"Pertamina terus memastikan aspek keselamatan bagi seluruh fasilitas Pertamina termasuk fasilitas produksi migas serta infrastruktur layanan energi untuk masyarakat. Komitmen tersebut sejalan dengan langkah transformasi Pertamina," papar dia.

Sebagai informasi, kunjungan juga dilakukan ke Pusat Pelatihan (Training Center/TC) Sungai Gerong yang memiliki fasilitas pelatihan aspek Health, Safety, Security, and Environment (HSSE). Pusat pelatihan ini telah beroperasi sejak tahun lalu dan menjadi bagian dari upaya peningkatan kompetensi pekerja.

Pertamina menyampaikan terus berupaya meningkatkan keandalan operasional, termasuk aspek keselamatan kerja. Tinjauan kerja menjadi salah satu langkah monitor dan pengawasan terhadap kehandalan tersebut.

"Pertamina berharap dengan tinjauan ini dapat meningkatkan kesadaran setiap Perwira Pertamina, termasuk mitra kerja, untuk bersama-sama menjaga keandalan dan keselamatan kerja. Melalui hal ini, Pertamina berkomitmen untuk dapat melayani masyarakat dengan lebih baik," pungkas Baron.

(rir)

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |