Fadli Zon: The Palace Contoh Pelestarian Warisan Sejarah Berkelanjutan

5 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan, The Palace Museum yang berada di kawasan Forbidden City, Beijing menjadi contoh upaya pelestarian warisan sejarah secara berkelanjutan melalui perawatan bangunan, pengelolaan koleksi, hingga penyajian narasi sejarah kepada publik.

“Kita melihat bagaimana Forbidden City menjadi contoh nyata praktik preservasi dan konservasi yang berjalan terus-menerus. Mereka melakukan perawatan dan renovasi berkali-kali untuk mempertahankan nilai sejarahnya, sembari tetap menghadirkan pengalaman edukatif bagi pengunjung,” kata Fadli dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.

Dalam kunjungan budaya ke Republik Rakyat Tiongkok, Menbud berkesempatan untuk melakukan dialog bersama Director of The Palace Museum, Wang Xudong, dan melihat museum yang berada di kawasan Forbidden City, Beijing serta membahas kerja sama strategis di bidang permuseuman yang telah terjalin antara The Palace Museum dan museum-museum di Indonesia.

Salah satu hubungan yang telah terjalin adalah kerja sama dengan Museum Nasional Indonesia. Dalam kunjungannya, ia menekankan pentingnya belajar dari praktik pengelolaan museum-museum besar dunia.

“Kami menekankan pentingnya kolaborasi jangka panjang dalam pelestarian warisan budaya, pengelolaan museum, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia,” ungkapnya.

Menanggapi hal tersebut, Director of The Palace Museum Wang Xudong juga mendorong adanya pertukaran tenaga ahli, akademisi, dan peneliti di bidang permuseuman antara Indonesia dan Tiongkok.

Dia juga mengundang Indonesia untuk mengirim profesional di bidang museum untuk melakukan residensi di The Palace Museum.

The Palace Museum adalah salah satu museum istana terbesar dan paling bersejarah di dunia.

Museum ini menempati kawasan Forbidden City di Beijing yang dahulu merupakan kompleks istana kaisar Tiongkok selama hampir 500 tahun, sejak Dinasti Ming (1368–1644) hingga Dinasti Qing (1644–1912). Pembangunannya dimulai pada 1406 dan selesai pada 1420, terdiri dari sekitar 980 bangunan di area seluas 72 hektar.

Forbidden City dirancang sebagai pusat kekuasaan politik dan simbol kosmos Tiongkok, dengan denah simetris, balai upacara megah, taman, paviliun, gerbang-gerbang ikonik seperti Meridian Gate (South Gate), Gate of Divine Might (North Gate), dan aula penting seperti Hall of Supreme Harmony.

The Palace Museum resmi berdiri pada tahun 1925 setelah kekaisaran berakhir untuk melestarikan dan memamerkan artefak seni, dokumen, dan benda upacara kekaisaran.

Koleksi museum berjumlah lebih dari 1,86 juta objek, termasuk lukisan klasik, kaligrafi, keramik, patung perunggu, giok, tekstil, dan arsip kekaisaran.

Museum ini menjadi salah satu destinasi budaya paling populer di dunia dengan jumlah pengunjung lebih dari 17 juta orang per tahun.

Mayoritas bahan bangunan di dalam kompleks ini terbuat dari kayu, sehingga konservasi dan renovasi telah dilakukan berulang kali untuk memastikan kelestarian kompleks bersejarah ini, termasuk restorasi besar setelah kebakaran pada masa Dinasti Qing.

Tahun ini, The Palace Museum merayakan 100 tahun berdirinya sebagai museum istana, dengan berbagai pameran tematik, program edukasi, dan perayaan budaya berskala internasional.

Kunjungan budaya ini menjadi momen refleksi penting untuk terus meningkatkan museum di Indonesia sebagai ruang edukasi, narasi, dan etalase utama sebuah bangsa.

Pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan berkomitmen untuk menjadikan museum sebagai pusat pengetahuan sejarah dan budaya yang dapat dinikmati lintas generasi.

sumber : Antara

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |