Festival Belanja Online Tak Ada Diskon, Pedagang Jujur Anggaran Seret

2 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Tarif ekspor yang diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berdampak pada pedagang e-commerce. Ini terlihat jelas saat pesta belanja pertengahan tahun Prime Day yang digelar Amazon.

Prime Day 2025 yang dimulai Selasa ini selama empat hari berbeda dari gelaran sebelumnya. Banyak sejumlah merek yang dikabarkan tidak ikut serta dalam acara itu.

Sementara itu pedagang e-commerce yang mewakili 60% produk di Amazon mengatakan tidak bisa menawarkan diskon pada Prime Day 2025. Mereka akan mencoba menaikkan harga jual produknya sebagai cara mengimbangi beban tarif baru.

Salah satunya dilakukan oleh Upstream Brand yang menjual baki alumunium untuk es batu untuk menikmati koktail. Pada Prime Day sebelumnya, produk itu akan dijual dengan harga pokok.

Namun produk Upstream Brand terkena tarif hingga 50%. Untuk kali pertama, tidak ada diskon bagi pembeli.

"Kita lihat saja apa yang terjadi tahun ini. Tidak ada ruang untuk anggaran diskon Prime Day," kata pemilik Upstream Brand, Dan Peskorse dikutip dari Financial Post, Rabu (9/7/2025).

CEO Blueair, Andy Lu juga mengungkapkan mengurangi jumlah produk yang ditawarkan selama Prime Day kali ini. Blueair merupakan produsen pembersih dan pelembap udara dari Unilever Plc.

Dia menjelaskan pihaknya ingin berhati-hati melangkah dan melihat pergerakan perekonomian sepanjang sisa tahun 2025.

"Kami ingin berhati-hati melihat bagaimana perekonomian akan berjalan sepanjang sisa tahun ini. Prime Day punya arti sangat penting menjadi indikator bagi pemilik dan operator merek," jelasnya.

Beberapa analis mengatakan Prime Day kali ini bisa jadi tolak ukur selera konsumen. Khususnya pada beberapa kategori yang mengalami penurunan harga.

"Prime Day jadi indikasi awal soal selera konsumen, terutama pada kategori pakaian, elektronik dan TV, diperkirakan mengalami penurunan harga paling dalam," kata analis utama Adobe Inc, Vivek Pandya.

CEO Akeneo, Romaian Fouache mengatakan Prime Day menjadi ujian cukup berat. Berdasarkan hasil survey perusahaannya pada 1.000 masyarakat AS, 1 dari 4 responden memutuskan melewatkan acara tersebut akibat tarif Trump, sementara 57% responden mengatakan mereka akan melihat harga lebih cermat terlebih dulu.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alexa Makin Mirip Manusia, Bisa Lakukan Banyak Hal Tinggal Perintah

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |