Jakarta, CNBC Indonesia - Realisasi anggaran subsidi mengalami penurunan selama lima bulan pada tahun ini bila dibandingkan periode yang sama pada 2024, meskipun secara volume penyalurannya mengalami peningkatan.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, total anggaran yang telah disalurkan untuk subsidi senilai Rp 66,1 triliun hingga 31 Mei 2025. Turun 15,1% dibanding periode yang sama tahun lalu senilai Rp 77,8 triliun.
Penurunan ini mayoritas disebabkan harga minyak mentah Indonesia yang masih lebih rendah dibanding asumsi makronya selama lima bulan tahun ini. Realisasi harga ICP sampai Mei 2025 sebesar US$ 70,05 per barel (ytd) sedangkan asumsinya dalam APBN 2025 US$ 82 per barel.
"Ini tidak lepas dari kondisi ICP (Indonesian Crude Price) yang turun, karena itu nilai subsidi secara nominal menjadi Rp 66,1 triliun, terutama untuk subsidi LPG, BBM, dan Listrik," kata Suahasil saat konferensi pers APBN edisi Mei 2025 di Kantor Pusat Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (17/6/2025).
Dari sisi volume, realisasi subsidi mengalami peningkatan untuk mayoritas komponennya. BBM per Mei 2025 telah tersalurkan sebanyak 5,8 juta kiloliter atau naik 4,3% dari periode yang sama tahun lalu 5,57 juta kiloliter.
LPG 3 kg tersalurkan 2,78 juta kilogram atau naik 3,5% dari sebelumnya 2,68 juta kilogram. Untuk listrik bersubsidi telah tersalurkan kepada 42,1 juta pelanggan atau naik 4,2% dari sebelumnya 40,4 juta pelanggan.
Subsidi pupuk pun telah tersalurkan 3,1 juta ton atau naik 27,2% dari sebelumnya 2,4 juta ton. Sedangkan subsidi untuk Kredit Usaha Rakyat atau KUR senilai Rp 110,1 triliun, turun 4% dari sebelumnya Rp 114,7 triliun.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Agar Subsidi BBM Cs Tepat Sasaran, Ini Bisikan Penasihat ke Prabowo