Home > Regional Friday, 11 Jul 2025, 14:00 WIB
Ada beberapa faktor utama yang sering menjadi penyebab kebocoran data.

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Sandiman Ahli Madya Direktorat Keamanan Siber dan Sandi Pemerintah Daerah, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Dwi Kardono mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati saat berbagi informasi pribadi, terutama di media sosial.
Ia mengingatkan, perlindungan data pribadi menjadi langkah mendasar yang harus dilakukan sebelum mengamankan sistem elektronik yang lebih besar.
"Kita adalah target setiap detik, setiap menit. Akses kita ke dalam sistem menjadi target utama para penyerang di seluruh dunia," ujar Kardono, mewanti-wanti. Ia mengingatkan hal itu kala menjadi pembicara Sosialisasi Sistem Manajemen Keamanan Informasi, di Ruang WIEK Diskominfo Kalimantan Timur, Kamis (10/7/2025).
Ia menjelaskan bahwa serangan siber bisa datang dari mana saja, bahkan dari luar dan menargetkan data pribadi yang ada di Indonesia.
“Peretas dapat mencoba mengendalikan data penting seperti akun perbankan, media sosial, WhatsApp, hingga nomor telepon pribadi,” ingat Kardono, melalui keterangannya.
Kardono memaparkan beberapa faktor utama yang sering menjadi penyebab kebocoran data. Misalnya, kurangnya kesadaran keamanan.
Ia menilai kesadaran melindungi data pribadi di kalangan masyarakat masih sangat minim, kejahatan di lingkungan internal organisasi hacker mengakses server data karena adanya celah keamanan aplikasi yang tidak update dan hardware yang tidak diproteksi.
Selain itu banyak organisasi yang lengah melakukan perlindungan data pribadi para pegawainya. Adapun alasan utama para peretas mengincar data pribadi untuk keuntungan finansial (profit), analisis data, politik, hingga kegiatan telemarketing.
Karena itu, untuk melindungi diri, Kardono menekankan beberapa langkah sederhana namun penting. Ia menyarankan menggunakan kata sandi yang kuat dan unik, terutama untuk akun-akun penting seperti email, perbankan, media sosial, dan ponsel.
Salah satu tips krusial lain menjaga keamanan data dengan rutin memeriksa apakah data pribadi, terutama email, telah bocor. BSSN merekomendasikan dua situs terpercaya untuk melakukan pengecekan ini: https://haveibeenpwned.com dan https://periksadata.com
Cukup memasukkan alamat email yang sering digunakan untuk mendaftar di berbagai aplikasi atau situs web. Kedua situs ini telah dinyatakan aman dan dapat membantu mengetahui apakah sebuah akun pernah menjadi bagian dari kebocoran data.
Dengan meningkatkan kesadaran dan menerapkan langkah pencegahan, masyarakat diharapkan dapat meminimalkan risiko menjadi korban kejahatan siber yang terus mengintai.
Yan Andri