Jakarta, CNBC Indonesia - Perum Bulog mendapat penugasan untuk menyalurkan bantuan pangan berupa beras kepada lebih dari 18 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia. Penugasan itu diberikan melalui surat dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) tertanggal 4 Juli 2025.
"Alhamdulillah, per 4 Juli penugasan bantuan program beras telah Badan Pangan Nasional keluarkan kepada Bulog. Ini merupakan bukti komitmen Bapak Presiden Prabowo yang menaruh perhatian besar terhadap rakyat," kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam pernyataan resminya, dikutip Sabtu (5/7/2025).
Arief menjelaskan, bantuan beras ini diberikan kepada 18.277.083 penerima, masing-masing sebanyak 10 kilogram per bulan untuk dua bulan alokasi, yakni Juni dan Juli 2025. Penyaluran dilakukan sekaligus dalam satu kali pengiriman (one shoot).
Adapun data penerima bantuan berasal dari Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) yang dihimpun Kementerian Sosial dan Badan Pusat Statistik (BPS). Pemerintah juga menyiapkan 4 juta cadangan penerima sebagai antisipasi perubahan data di lapangan.
"Proses ini memang butuh waktu karena penugasan baru bisa kami keluarkan setelah Anggaran Belanja Tambahan (ABT) dari Kementerian Keuangan masuk. Ini juga jadi catatan perbaikan dari BPK," jelas Arief.
Penyaluran bantuan akan melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, TNI, Polri, hingga tokoh masyarakat. Arief menekankan pendekatan kolaboratif karena karakteristik wilayah di Indonesia sangat beragam.
"Dengan pendekatan gotong royong, kami yakin distribusi ini bisa berjalan lancar di semua provinsi," ujar dia.
Program bantuan beras ini merupakan bagian dari agenda pro rakyat yang diusung Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Pemerintah berharap intervensi ini bisa menjaga daya beli masyarakat berpenghasilan rendah serta menekan laju inflasi, khususnya inflasi pangan.
Tercatat pada September 2023, inflasi beras sempat melonjak ke 5,61%, sebelum melandai ke 0,48% di Desember 2023 usai program bantuan digulirkan. Tren serupa juga terjadi pada 2024, di mana inflasi beras pada Februari sempat menyentuh 5,32%, namun mampu ditekan ke 0,1% di akhir tahun berkat keberlanjutan program ini.
Sementara itu, pada Juni 2025, inflasi beras tercatat naik ke 1%, dari 0,36% di Januari 2025. Dengan situasi ini, pemerintah menilai penyaluran kembali bantuan pangan pada Juli adalah langkah strategis untuk meredam gejolak harga dan menjaga kestabilan pasar.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Bulog Tunda Penyaluran Program Intervensi Beras, Apa Alasannya?