Indef: Efisiensi Anggaran dan Belanja Produktif Kunci Redam Defisit APBN

6 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Direktur Pengembangan Big Data Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto, menyampaikan pentingnya langkah strategis untuk menjadikan belanja negara lebih pro-growth dan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, salah satunya melalui kebijakan efisiensi anggaran yang konsisten.

“Ada beberapa langkah untuk menjadikan belanja lebih pro-stimulasi pertumbuhan ekonomi. Pertama, efisiensi anggaran. Sepanjang itu terukur, menurut saya tetap diperlukan,” ujar Eko dalam Diskusi Publik Indef bertajuk “Penerimaan Loyo, Utang Kian Jumbo” yang digelar secara virtual, dikutip Kamis (10/7/2025).

Eko menilai, belanja-belanja pelengkap seperti seminar dan focus group discussion (FGD) perlu dikurangi, kecuali dalam konteks tertentu yang memang diperlukan oleh kementerian/lembaga (K/L) yang tugasnya berfokus pada perencanaan dan riset.

“Harus selektif juga melihat kebutuhan masing-masing K/L. Dikurangi ya, bukan ditiadakan, sehingga ada yang bisa di-saving untuk kegiatan lain. Di sisi lain, perlu insentif juga untuk usaha yang terdampak efisiensi ini,” tuturnya.

Langkah kedua, menurut Eko, adalah realokasi anggaran ke belanja produktif yang berdampak cepat dan memiliki daya ungkit tinggi. Ia menyinggung pembentukan Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) yang dinilai hanya berdampak jangka panjang.

“Kata kuncinya harus berdampak cepat. Oke, ada Danantara, tetapi dampaknya lama, ini mungkin nunggu beberapa tahun lagi. Jadi harus lebih cepat, seperti infrastruktur digital, irigasi, jalan, dan perbaikan logistik. Itu belanja-belanja yang bisa mengungkit perekonomian karena menyerap tenaga kerja dan membeli bahan baku dari sektor usaha sekitar,” jelasnya.

Ketiga, percepatan belanja strategis seperti pangan, energi, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta kesehatan. “Itu perlu dipercepat, sehingga tidak menumpuk di akhir tahun. Mumpung masih Juli, jangan sampai separuh belanja diserap di triwulan IV. Itu tidak terlalu berdampak pada perekonomian, tidak sebesar jika sejak awal semester II sudah digenjot,” ujarnya.

Keempat, percepatan pemanfaatan dana transfer ke daerah serta belanja APBD secara produktif untuk mendorong perekonomian daerah. Eko menekankan pentingnya segera memanfaatkan dana transfer daerah agar tidak hanya menumpuk di bank. Tingginya bunga bank, menurutnya, justru menghambat perputaran ekonomi daerah. “Maka ini saatnya kita review lagi, mana-mana yang bisa mendorong perekonomian daerah,” katanya.

Dengan menerapkan empat strategi pengelolaan belanja tersebut, Eko meyakini kondisi APBN dapat lebih sehat. Melalui pengelolaan belanja serta penerimaan negara yang lebih strategis, diharapkan defisit APBN dapat menyempit. “Kita bisa mengurangi tekanan utang melalui upaya-upaya kebijakan ini,” tegasnya.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |