Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona hijau pagi ini, Senin (7/7/2025). Indeks dibuka naik 0,13% ke level 6.877,77.
Selang beberapa menit setelahnya indeks malah terkoreksi ke zona merah dan turun 0,1% ke level 6.847. Sebanyak 180 saham naik, 158 turun, dan 232 tidak berubah.
Nilai transaksi pagi ini mencapai Rp 167 miliar yang melibatkan 253 juta saham dalam 30.652 kali transaksi.
Sementara itu perdagangan pasar Asia-Pasifik dibuka melemah pada hari ini. Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,26%, sementara Topix melemah 0,18%. Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,48% dan Kosdaq yang berisi saham berkapitalisasi kecil tergelincir 0,5%.
Di Australia, indeks S&P/ASX 200 dibuka datar tanpa perubahan signifikan. Sementara itu, kontrak berjangka untuk indeks Hang Seng Hong Kong tercatat di posisi 23.899, lebih rendah dibandingkan penutupan sebelumnya di level 23.916,06.
Adapun pasar keuangan Indonesia hari ini akan bergerak mengikuti kombinasi sentimen fiskal, global, dan tensi geopolitik yang memanas. Dari Washington hingga Senayan, sinyal-sinyal kebijakan terus bergulir.
Sejumlah sentimen positif datang dari AS yakni optimisme pemangkasan suku bunga. Di dalam negeri, Bank Indonesia juga memberi sinyal pemangkasan.
Gelombang ketidakpastian global memang masih tinggi. Dari perang tarif era Trump yang kembali menguji stabilitas dagang dunia, hingga proyeksi pertumbuhan global yang makin suram, ekonomi dunia sedang berjalan di atas kawat tipis. Negara-negara berlomba mengamankan kesepakatan sebelum palu tarif AS diketok 9 Juli. Di sisi lain, terdengar sinyal resesi dari lonjakan biaya logistik dan melemahnya dolar.
Namun, sejumlah sentimen positif datang dari AS yakni optimisme pemangkasan suku bunga. Di dalam negeri, Bank Indonesia juga memberi sinyal pemangkasan.
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona hijau pagi ini, Jumat (4/7/2025). Indeks dibuka naik 0,22% ke level 6.893,22.
Selan beberapa menit setelahnya indeks menguat 0,53% ke level 6.914,41. Sebanyak 211 saham naik, 107 turun, dan 203 tidak berubah.
Nilai transaksi pagi ini mencapai Rp 477,06 miliar yang melibatkan 1,1 miliar saham dalam 42.813 kali transaksi.
Sementara itu perdagangan pasar Asia-Pasifik dibuka beragam pada hari Jumat (4/7/2025). Indeks acuan Nikkei 225 Jepang datar, sedangkan indeks Topix yang lebih luas naik 0,15%.
Di Korea Selatan, indeksKospi turun 0,56% sementaraKosdaq berkapitalisasi kecil turun 0,8% dan di Australia, S&P/ASX 200 naik 0,21%.
Kontrak berjangka untuk indeks Hang Seng Hong Kong berada di 23.991, menunjukkan pembukaan yang lebih rendah dibandingkan dengan penutupan terakhir HSI di 24.069,94.
Adapun pasar keuangan Indonesia hari ini akan bergerak mengikuti kombinasi sentimen fiskal, global, dan tensi geopolitik yang memanas. Dari Washington hingga Senayan, sinyal-sinyal kebijakan terus bergulir.
Sejumlah sentimen positif datang dari AS yakni optimisme pemangkasan suku bunga. Di dalam negeri, Bank Indonesia juga memberi sinyal pemangkasan.
Investor kembali bersiap menyambut perdagangan pasar saham maupun rupiah pada awal pekan ini. Jelang tenggat waktu negosiasi tarif yang jatuh pada 9 Juli, diperkirakan pasar keuangan Tanah Air akan kembali volatile.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan perubahan besar dalam pendekatan perdagangan global negaranya dengan mengesampingkan rencana semula untuk melakukan puluhan kesepakatan dagang bilateral. Melunaknya sikap Trump akan mendorong pasar keuangan Tanah Air lebih bergairah sehingga menuju era bullish.
Terbaru, Donald Trump memastikan bahwa tarif impor yang diumumkan sejak April akan mulai diberlakukan pada 1 Agustus. Kebijakan ini berlaku bagi negara-negara yang belum mencapai kesepakatan dagang dengan Washington.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent menegaskan pada Minggu bahwa tarif tersebut tetap akan diterapkan sesuai rencana, tanpa memperlakukan 1 Agustus sebagai tenggat baru. Namun, ia mengakui bahwa penundaan tersebut memberi waktu tambahan bagi negara mitra untuk merundingkan ulang syarat-syarat perdagangan.
Selain itu dari dalam negeri terdapat rilis data cadangan devisa yang akan menjadi sentimen di awal pekan.
Namun masih terdapat beberapa sentimen negatif lainnya yang dapat memperberat kinerja pasar keuangan Tanah Air, mulai dari beban utang negara hingga panasnya perang Rusia dan Ukraina.
Aktivitas perdana saham yang menggelar IPO pada pekan ini diharapkan akan menambah gairah di pasar saham.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Sebab IHSG Anjlok 6%, Ada Apa Dengan Ekonomi RI?