13 hours ago
1
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA— Menangkap tentara Israel selama pertempuran telah menjadi tujuan taktis baru bagi faksi-faksi perlawanan, yang terus mengejutkan pasukan pendudukan di berbagai daerah di Jalur Gaza, memaksa mereka untuk beralih dari menyerang ke bertahan.
Sebelumnya pada Senin (14/7/2025), dikutip Aljazeera, media Israel mengatakan tentara mengaktifkan Hukum Hannibal di daerah Jabalia di Jalur Gaza utara, setelah perlawanan mencoba menangkap seorang tentara selama bentrokan.
Hukum ini mengharuskan intensifikasi senjata di lokasi-lokasi di mana tentara Israel kemungkinan besar akan ditangkap, namun isinya berarti mengizinkan pembunuhan tentara tersebut sebelum dia ditangkap, menurut pakar militer Brigadir Jenderal Hassan Jouni.
Ini adalah kedua kalinya pihak perlawanan berusaha menangkap seorang tentara Israel, setelah sebuah operasi yang dilakukan pekan lalu di Khan Younis di selatan, yang berakhir dengan tewasnya tentara tersebut, seperti yang dikonfirmasi oleh pihak Israel.
Perilaku ini merupakan perkembangan dalam tujuan perlawanan.Terutama bekerja untuk membingungkan pasukan pendudukan dan menimbulkan kerugian sebesar mungkin pada mereka di berbagai daerah.
Khususnya di sekitar Kota Gaza di utara dan Khan Younis di selatan, kata Jouni dalam sebuah analisis untuk Al Jazeera.
Mayoritas operasi perlawanan berlangsung di Shujaiya, Jabalia dan lingkungan al-Tuffah di utara, dan di Abasan al-Kabira dan al-Saghira di selatan, dengan kekuatan teknik terutama bertujuan untuk mencegah pasukan pendudukan maju.
Dengan strategi ini, perlawanan mencegah Israel melakukan operasi mereka dan tidak hanya menetap di Jalur Gaza, karena strategi ini mengubah mereka dari menyerang menjadi bertahan.
BACA JUGA; ‘Dia Kabur ke Rumah, Serang!’ Momen Pejuang Kejar Tentara Israel untuk Ditangkap, Begini Ending-nya
Menargetkan pasukan Teknik
Pasukan teknik bekerja untuk membersihkan ranjau dan membuka jalan bagi pasukan tempur darat, dan mereka bekerja di bawah perlindungan pasukan ini.
