Kamboja-Thailand Sudah Kelar, Trump Kini Bidik Damaikan 2 Negara Ini

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada hari Minggu (26/10/2025) menyatakan kesanggupannya untuk menyelesaikan krisis Afghanistan-Pakistan "dengan sangat cepat". Ini disampaikannya saat putaran kedua perundingan damai antara kedua negara bertetangga yang bermusuhan itu memasuki hari kedua.

Pernyataan tersebut disampaikan Trump di sela-sela KTT ASEAN di Malaysia, di mana ia menghadiri penandatanganan perjanjian damai antara Thailand dan Kamboja.

"Saya dengar Pakistan dan Afghanistan sudah memulai [pembicaraan]," kata Trump. "Tapi saya akan menyelesaikan masalah itu dengan sangat cepat." Ia menambahkan bahwa para pemimpin Pakistan adalah "orang-orang hebat."

Krisis keamanan antara Afghanistan dan Pakistan memanas menyusul bentrokan yang terjadi pada awal bulan ini, yang menewaskan puluhan orang dan melukai ratusan lainnya. Pakistan menuduh penguasa Taliban di Afghanistan menutup mata terhadap kelompok-kelompok bersenjata yang melintasi perbatasan untuk melancarkan serangan, tuduhan yang ditolak oleh Kabul.

Putaran kedua perundingan damai dimulai di Istanbul, Turki, pada hari Sabtu. Pembicaraan ini berfokus pada upaya mengubah gencatan senjata rapuh-yang dicapai melalui mediasi Qatar dan Turki awal bulan ini di Doha-menjadi kerangka kerja yang tahan lama untuk perdamaian dan keamanan perbatasan.

Media RTA yang dikendalikan Taliban di Afghanistan melaporkan pada hari Minggu bahwa, setelah 15 jam "diskusi berkelanjutan," pihak Afghanistan telah menyerahkan draf yang berpusat pada tuntutan agar Pakistan tidak melanggar wilayah dan ruang udara Afghanistan.

Draf tersebut juga meminta Pakistan tidak mengizinkan "kelompok anti-Afghanistan atau oposisi mana pun menggunakan wilayah Pakistan untuk melawan negara kami." Pihak Afghanistan juga menyatakan kesiapan untuk membentuk "saluran empat pihak untuk memantau perjanjian gencatan senjata" dan bertukar informasi tentang pelanggaran.

Pihak Pakistan sendiri telah menyerahkan draf kedua kepada Afghanistan pada Sabtu malam. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan, Tahir Andrabi, sebelumnya menyatakan bahwa pembicaraan di Doha membuahkan hasil karena tidak ada serangan teroris besar-besaran yang berasal dari Afghanistan dalam beberapa hari terakhir.

"Kami ingin tren itu berlanjut di Istanbul dan pasca-Istanbul," kata Andrabi kepada wartawan, seraya mendesak Taliban untuk menghentikan serangan dan menangkap kelompok bersenjata.


(tps/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Gencatan Senjata-Relokasi Warga Gaza, Deal Diam-Diam Trump-Netanyahu?

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |