1 hour ago
1
Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM Todotua Pasaribu mengungkapkan kehadiran Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menjadi salah satu strategi untuk mendorong dan mengembangkan investasi. Hingga kini, Indonesia telah memiliki 25 KEK dan akan bertambah 6 KEK tahun depan, sehingga totalnya ada 31.
"Masing-masing KEK punya spesialisasi masing-masing. Ada yang untuk industrialisasi, ada yang untuk kesehatan, pendidikan, digital, hingga pariwisata," kata Todotua dalam Indonesia SEZ Business Forum 2025, Selasa (9/12/2025).
Dia menegaskan, dengan strategi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pemerintah dapat berkonsolidasi dengan lebih mudah dalam perizinan, strategi regulasi, dan insentif fiskal dan non-fiskal.
"Semoga ke depannya melalui strategi kawasan ekonomi khusus ini, kita juga bisa membooster daripada angka pertumbuhan realisasi investasi kita," ujar Todotua.
Gencarnya hilirisasi yang dilakukan di KEK menjadi daya tarik tersendiri bagi investasi. "Ini merupakan salah satu strategi yang paling diutamakan untuk kita mendorong angka realisasi pertumbuhan investasi di negara kita," tambahnya.
Todotua menegaskan salah satu pendorong realisasi investasi adalah persepsi positif iklim investasi Indonesia di mata investor global.
"Salah satu pendorong utama pencapaian ini adalah kebijakan hilirisasi. Kita tidak hanya bicara soal jumlah investor, tetapi juga soal nilai investasinya," ujar Todotua
Dia menegaskan, pemerintah memprioritaskan 28 komoditas utama yang terbagi dalam delapan kategori untuk hilirisasi. Beberapa kategori tersebut seperti batu bara, perkebunan, pertanian, kehutanan dan beberapa sektor lainnya.
Selain itu, dengan total 25 Kawasan Ekonomi Khusus yang beroperasi dari Aceh hingga Papua, investasi yang masuk pun bisa lebih cepat menciptakan nilai tambah. Kawasan-kawasan ini memiliki fokus masing-masing dalam hilirisasi di berbagai sektor, termasuk logam, energi, kimia, logistik, hingga manufaktur berbasis teknologi.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
