Kereta Petani dan Pedagang, Inovasi Baru KAI Dukung Ketahanan Pangan Nasional

7 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (Persero) melalui anak usahanya, KAI Commuter, tengah menyiapkan konsep pengoperasian Kereta Petani dan Pedagang, sebuah inovasi layanan transportasi berbasis rel yang dirancang untuk memperlancar distribusi hasil pertanian dan perdagangan lokal.

Pada tahap awal, Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menyampaikan konsep ini akan diterapkan di wilayah Banten sebagai bentuk dukungan terhadap Program Asta Cita Pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan, pemerataan ekonomi, serta peningkatan produktivitas sektor riil.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

“Kereta khusus ini merupakan hasil karya Balai Yasa Surabaya Gubeng yang pertama kali diperkenalkan kepada publik pada 15 Agustus 2025,” ujar Anne dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (3/11/2025) lalu.

Saat itu, lanjut Anne, Kereta Petani dan Pedagang menjalani uji lintas perdana untuk memastikan aspek keselamatan, keamanan, dan kelayakan operasional sebelum dapat dioperasikan. Menurut Anne, inovasi ini menjadi salah satu bukti kemampuan KAI dalam menghadirkan sarana transportasi yang adaptif terhadap kebutuhan masyarakat.

“Melalui KAI Commuter, kami sedang menyiapkan konsep pengoperasian layanan yang akan membantu petani dan pedagang menjangkau pasar dengan lebih mudah, efisien, dan berbiaya terjangkau,” sambung Anne.

Anne menyampaikan, KAI berkomitmen menghadirkan layanan yang memiliki manfaat sosial dan ekonomi nyata bagi masyarakat. Ia menyebut, transportasi berbasis rel berperan penting dalam memperkuat rantai pasok dan mendorong ekonomi daerah.

“Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten 2023, terdapat 609.226 unit usaha pertanian perorangan di wilayah tersebut,” ucapnya.

Anne menilai, sebagian petani masih menghadapi kendala distribusi hasil panen ke pasar yang berdampak pada rendahnya nilai jual produk. Ia berharap kehadiran Kereta Petani dan Pedagang dapat menjadi solusi dalam mempercepat mobilitas hasil pertanian dan produk UMKM secara aman dan efisien.

Dalam survei terhadap pengguna Commuter Line Merak, sebanyak 81,23 persen penumpang yang merupakan petani dan pedagang mendukung adanya layanan kereta khusus untuk menunjang aktivitas ekonomi mereka. Sementara itu, 6,94 persen penumpang dari Serang mengusulkan penyesuaian waktu keberangkatan pagi antara pukul 07.00 hingga 08.00 agar sesuai dengan waktu pasar tradisional.

“Aspek keselamatan, keamanan, dan kenyamanan menjadi perhatian utama dalam pengembangan layanan ini,” lanjut Anne.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |