Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan gaji atau promosi memang menyenangkan, namun hal ini juga bisa menjadi tantangan finansial. Perencana keuangan bersertifikat (CFP) sekaligus pemilik firma keuangan Access Wealth Strategies di New Mexico, Nathan Sebesta menilai, salah satu kesalahan finansial paling umum yang dilakukan anak muda di usia 20-an adalah cara mereka mengelola kenaikan pendapatan.
Menurut Sebesta, banyak anak muda yang saat mendapat gaji pertama atau promosi besar justru langsung meningkatkan gaya hidup, seperti membeli mobil baru atau menyewa apartemen yang lebih mahal, bahkan kadang melebihi kenaikan pendapatan mereka.
"Sering kali, uang itu sudah habis sebelum benar-benar masuk ke rekening," kata Sebesta, dikutip CNBC Make It di Jakarta, Rabu (4/6/2025).
Daripada langsung menaikkan pengeluaran, Sebesta menyarankan pendekatan yang lebih konservatif. "Pertahankan standar hidup yang sama, atau naikkan sedikit, jangan sepenuhnya mengikuti kenaikan gaji," katanya.
Memang tidak mudah, kata dia, sebab menabung untuk pensiun butuh disiplin tinggi. Berikut tiga strategi yang kerap ia rekomendasikan kepada kliennya agar bisa mengalokasikan dana secara sehat untuk tabungan masa depan:
1. Pahami Pola Pengeluaran
Menurut Sebesta, banyak orang belum pernah benar-benar mengecek laporan bank dan kartu kredit mereka secara rinci. Padahal, pengeluaran kecil yang tampak sepele bisa cepat menumpuk hingga ribuan dolar per bulan.
Buatlah kerangka pengeluaran, dan gunakan aplikasi anggaran seperti Monarch untuk memantau pengeluaran. Atau bisa juga berkonsultasi langsung dengan penasihat keuangan.
2. Prioritaskan Pelunasan Utang Terbesar
Ada banyak strategi melunasi utang, tapi Sebesta menyarankan untuk memprioritaskan utang yang paling berteriak, yakni utang dengan nominal terbesar terlebih dahulu, lalu baru beralih ke utang berbunga tinggi.
Namun, jangan abaikan tingkat bunga. Utang kartu kredit, yang menurut Federal Reserve Bank of New York sempat mencetak rekor US$1,21 triliun pada Februari lalu, sering kali memiliki bunga 20%-30%, jauh lebih tinggi dibandingkan potensi imbal hasil investasi biasa.
3. Investasikan Uang Anda
Sebagai aturan umum, Sebesta menyarankan untuk menyimpan dana yang cukup untuk menutup kebutuhan sebulan di rekening giro, serta dana darurat tiga hingga enam bulan di rekening tabungan. Sisanya, baru dialokasikan ke akun investasi seperti Roth IRA untuk pensiun.
Komposisi aset likuid (tabungan) dan tidak likuid (investasi) sebaiknya disesuaikan dengan usia. Misalnya, di usia 20-an, idealnya 20% uang disimpan dalam bentuk tunai, sementara 80% diinvestasikan di pasar modal.
Semakin lama uang diinvestasikan, semakin besar peluangnya untuk tumbuh secara eksponensial berkat efek compounding. "Mulailah sedini mungkin dan tabung sebanyak mungkin," ujar Sebesta.
"Waktu dan pasar adalah sahabat terbaik Anda. Tahun-tahun awal investasi sangat berharga dan tak bisa diulang," ujarnya menambahkan.
(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Preventive Care Jadi Arah Baru Bisnis Layanan Kesehatan
Next Article Makin Banyak Anak Muda Punya Ferrari, Mau Beli Harus Antre 2 Tahun