Jakarta -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa, Prof. Niam, menyerukan pentingnya bangsa Indonesia menghargai jasa para pemimpinnya. Ia menilai, para mantan Presiden RI merupakan tokoh-tokoh besar yang layak dianugerahi gelar Pahlawan Nasional atas dedikasi dan pengabdiannya bagi bangsa.
“Setiap zaman punya pahlawannya. Kita harus menghargai perjuangan para pemimpin bangsa, termasuk para mantan Presiden yang telah memimpin Indonesia. Pak Karno, Pak Harto, Pak Habibie, dan Gus Dur adalah para pemimpin yang layak disebut pahlawan,” ujar Prof. Niam usai konferensi pers persiapan Munas MUI, di Kantor MUI, Jakarta, Selasa (4/11/2025).
Pernyataan ini disampaikan menanggapi langkah Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang mengusulkan 40 tokoh nasional untuk mendapat gelar Pahlawan Nasional tahun ini.
Menurut Prof. Niam, langkah pemerintah tersebut menunjukkan semangat kenegarawanan dan kebersamaan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya. Usulan dari berbagai tokoh dan latar belakang ini menunjukkan semangat merangkul dan membangun harmoni kebangsaan,” ujarnya.
Guru Besar Fikih UIN Jakarta itu menegaskan, Islam juga mengajarkan untuk mengenang jasa dan kebaikan orang yang telah wafat.
“Dalam Islam, kita diperintahkan mengingat kebaikan orang yang telah wafat, terutama pemimpin yang telah menanamkan jasa besar bagi bangsa. Tidak ada yang sempurna, tapi kita diajarkan untuk menghargai dan memaafkan,” tegasnya.
Prof. Niam juga menyebutkan bahwa Presiden Soeharto, Gus Dur, dan BJ Habibie telah memberi kontribusi besar dalam membangun Indonesia di zamannya masing-masing.
“Masing-masing punya kekurangan, tapi juga meninggalkan jejak kemajuan. Sudah sepatutnya bangsa ini mengenang dan menghormati mereka,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Sosial Gus Ipul mengumumkan telah menyerahkan 40 nama calon pahlawan nasional kepada Presiden. Di antara yang diusulkan adalah Presiden ke-2 RI Soeharto, Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), serta aktivis buruh perempuan Marsinah.
“Usulan ini hasil kajian bertahun-tahun. Ada nama-nama yang sebenarnya sudah layak sejak lima atau enam tahun lalu,” ujar Gus Ipul, Selasa (21/10/2025).
Selain itu, turut diusulkan tokoh-tokoh besar seperti KH Muhammad Kholil (ulama asal Bangkalan), KH Bisri Syansuri, KH Muhammad Yusuf Hasyim, Jenderal (Purn) M. Jusuf, dan Jenderal (Purn) Ali Sadikin.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menambahkan, pengusulan nama-nama tersebut telah melalui proses panjang, termasuk kajian akademik dan seminar nasional.

2 hours ago
2












































