Larangan Study Tour Demul, Pelaku Wisata Jabar Merasa Dianaktirikan

13 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Larangan Study Tour yang diberlakukan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (Demul) terus menuai polemik, terutama dari kalangan pelaku pariwisata di provinsi tersebut.

Ketua DPD Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Jawa Barat Joseph Sugeng Irianto meminta Dedi Mulyadi mengkaji kembali larangan study tour, karena aturan itu menghantam pengusaha pariwisata.

Joseph menyatakan dengan adanya larangan itu membuat Dedi tidak cocok memakai branding "Bapak Aing". Menurut dia, aturan itu menganaktirikan para pelaku pariwisata di Jabar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kang Dedi itu lupa kalau dia itu punya sebutan Bapak Aing. Bapak Aing itu artinya kan bapak bagi semua anak-anaknya. Dalam hal ini warga Jabar. Anaknya tuh kan banyak dengan berbagai macam karakter. Tapi Kang Dedi ini kelihatannya kok hanya memanjakan satu-dua orang anak saja dan tidak memperhatikan anak-anak yang lain," ujar Joseph, seperti dilansir Detik, Rabu (23/7).

Dia menambahkan demo itu adalah wujud kekecewaan para pekerja pariwisata di Tanah Pasundan, karena mereka yang paling merasakan langsung dampak larangan study tour.

"Apalagi yang grassroot, itu terdampak sekali. Driver, kenek yang biasanya mereka jalan dalam satu bulan berapa kali, sekarang terbatas. Sedangkan kebutuhan, argonya lah bisa dibilang, kan jalan terus, nggak bisa diberhentiin. Lalu Kang Dedi ini justru tidak melihat aspek dari sisi perusahaan pariwisata, tapi lebih menonjolkan aspek keberatan orang tua," beber dia.

Para pelaku pariwisata Jabar mendesak Dedi Mulyadi dan jajarannya menyiapkan solusi atas masalah ini. Joseph berharap Demul mau menurunkan egonya dan menyempatkan waktu duduk bersama mendengar keluhan para pekerja pariwisata di Jabar.

"Yang diharapkan itu bukan hanya menilai, tapi ayo cari solusi. Sebagai bapak itu harus cari solusinya. Jadi jangan ada karakter assassination gitu, jangan sampai ada pembunuhan karakter di satu pihak," kata dia.

"Suara-suara kemarin itu kan anak bapak, ya. Sok atuh temuin, kita bicara. Jangan malah dibalas dengan medsos. Ini kan kita anak-anak bapak, ayo pak coba kita kasih solusi, karena yang diperlukan adalah solusi," lanjutnya.

Suara sumbang kepada Demul juga diutarakan pelaku pariwisata lainnya, yakni pengusaha PO Bus, Abung, yang menekankan bahwa aksi demonstrasi di depan Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, sebagai wujud keinginan adanya perubahan aturan soal larangan study tour.


Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |