Masjid Raya Baitul Khairat Palu Jadi Contoh Proyek Multiyears

REPUBLIKA.CO.ID, PALU, – Masjid Raya Baitul Khairat di Kota Palu, Sulawesi Tengah, menjadi contoh proyek multiyears atau kontrak tahun jamak yang direkomendasikan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Proyek ini menjadi referensi bagi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang sedang merancang proyek serupa dengan anggaran Rp3,7 triliun.

Inspektur Inspektorat Sulawesi Selatan, Marwan Mansyur, di Palu pada Kamis, menyatakan bahwa pihaknya mendapat arahan dari KPK untuk mempelajari pelaksanaan proyek multiyears di Sulawesi Tengah. Kunjungan tim benchmarking dari Sulawesi Selatan ini bertujuan untuk mempelajari keberhasilan Sulawesi Tengah dalam mengelola pembangunan infrastruktur.

Marwan mengungkapkan bahwa Pemprov Sulsel sedang merencanakan paket pekerjaan multiyears yang mencakup pembangunan jalan, irigasi, dan rumah sakit regional. Ia berharap kerjasama antara kedua provinsi akan berlanjut dan dapat mengadopsi praktik terbaik dari Sulawesi Tengah.

Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Provinsi Sulteng, Fahrudin, menambahkan bahwa pertukaran informasi ini penting untuk memastikan bahwa proyek tahun jamak dapat dilaksanakan secara transparan dan akuntabel. Sulteng telah menyelesaikan sejumlah proyek strategis dengan skema multiyears, termasuk pembangunan Masjid Raya Baitul Khairat Palu.

Masjid ini dulunya dikenal sebagai Masjid Agung Darussalam yang rusak akibat gempa magnitudo 7,7 pada September 2018. Proyek pembangunannya dimulai dari sayembara desain pada tahun 2020, penyusunan DED pada 2021, hingga pelaksanaan konstruksi yang dijadwalkan dari 2023 hingga 2025.

Proyek ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah, Polda Sulawesi Tengah, serta akademisi dari Universitas Tadulako. Masjid yang akan mampu menampung sekitar 10.000 jamaah ini dijadwalkan menggelar sholat Jumat perdana pada 28 November 2025, dan diresmikan pada 4 Desember 2025.

Konten ini diolah dengan bantuan AI.

sumber : antara