Megawati Minta Prabowo Bereskan Para Buzzer

5 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Maraknya buzzer alias pendengung di media sosial meresahkan Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Megawati Soekarnoputri. Ia menyatakan sampai-sampai harus mengutus perantara meminta Presiden Prabowo Subianto memberangus para pelakunya.

"Saya sudah bilang melalui seseorang supaya Pak Prabowo membuang itu namanya buzzer-buzzer yang hanya membuat yang namanya perpecahan di antara kita sendiri, belum tentu faktanya aja," ujarnya dalam acara Serambi Pancasila dan Peluncuran Buku di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) di Jakarta, Senin (11/8/2025).

Ia menegaskan tak gentar kena serang para pendengung akibat komentar tersebut. “Saya ndak takut, karena ini adalah kebenaran, kebenaran yang hakiki," ia menekankan.

Keresahan itu disampaikan Megawati dengan asumsi saat ini banyak pihak yang memilih ramai di belakang bila tak setuju dengan pendapatnya. Menurutnya, kritik mestinya disampaikan secara langsung, bukan dengan “ngedumel di belakang”.

Presiden ke-5 RI itu menilai bahwa informasi yang disampaikan buzzer kerap tidak sesuai fakta dan menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat. Parahnya lagi, para pendengung ini memicu perpecahan bangsa demi bayaran. “Padahal buzzer itu hanya juga dengan uang. Kalian itu siapa? Kalau kalian yang dibuat seperti itu lalu bagaimana?" ia mengatakan.

Ketaksukaan terhadap pendengung ini sebelumnya juga disampaikan Presiden Prabowo. Ia  menyatakan bahwa isu dan tagar 'Indonesia Gelap' yang sempat ramai di media sosial merupakan rekayasa yang dibuat oleh koruptor. Menurut Prabowo, narasi itu disebarkan dengan membayar buzzer atau pendengung di media sosial sehingga berhasil membuat gaduh masyarakat.

Presiden Prabowo menyampaikan hal tersebut saat memberi sambutan pada acara penutupan Kongres PSI di Surakarta, Jawa Tengah, Ahad (20/7/2025) malam. Pada layer videotron saat dia berpidato, terpampang isu atau narasi negatif tersebut berasal dari tersangka kasus korupsi minyak kelapa sawit (CPO).

"Memang ada usaha tadi menggunakan teknologi, menggunakan uang, menggunakan sosmed, membayar pakar-pakar, nyinyir, menghidupkan pesimisme. Saya geleng-geleng kepala, ada orang-orang yang berperan sebagai orang pintar berperan sebagai pemimpin, tapi yang disebarkan adalah pesimisme, Indonesia Gelap," kata Prabowo yang juga hadir sebagai ketua umum Partai Gerindra itu.

Prabowo menilai bahwa ada pihak yang menggunakan teknologi media sosial dengan membayar buzzer untuk menyebarkan pesimisme terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran. Unggahan dengan tagar 'Indonesia Gelap' yang diikuti 'kabur dulu aja', merupakan rekayasa yang dibuat oleh para koruptor. Bahkan, menurut Prabowo, mereka membiayai aksi unjuk rasa Indonesia Gelap yang sempat ramai beberapa bulan lalu.

"Indonesia gelap, 'kabur aja deh'. Yo kabur aja lo, emang gampang di situ, di luar negeri, dikejar-kejar di situ. Dan ternyata memang ini adalah rekayasa ini dibuat-buat. Ini dibayar oleh siapa? Oleh mereka-mereka yang ingin Indonesia selalu gaduh, Indonesia selalu miskin, ya koruptor-koruptor itu yang biayai demo-demo itu," kata Prabowo.

Kepala Negara pun menekankan bahwa Indonesia memiliki masa depan yang cerah dengan sumber daya alam yang melimpah. "Indonesia gelap, Indonesia gelap, sorry yee, Indonesia cerah, masa depan Indonesia cerah. Saya sudah lihat angka-angkanya," kata Prabowo menambahkan.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |