8000hoki.com Demo web Slot Gacor China Terpercaya Mudah Lancar Menang Full Online
hoki kilat slot Top Login server Slot Gacor China Terbaru Mudah Win Online
1000 hoki List Login server Slots Maxwin Cambodia Terkini Gampang Menang Full Setiap Hari
5000 hoki Akun website Slots Maxwin Indonesia Terpercaya Pasti Lancar Menang Banyak
7000hoki Data Situs server Slot Maxwin Malaysia Terbaik Mudah Lancar Jackpot Full Banyak
9000hoki.com Data Daftar situs Slots Maxwin Japan Terpercaya Sering Win Full Online
Alternatif Platform Slot Maxwin server Terkini Pasti Jackpot Setiap Hari
Idagent138 login Akun Slot Maxwin Online
Luckygaming138 Slot Gacor
Adugaming Akun Slot Terpercaya
kiss69 Daftar Id Slot Game Terpercaya
Agent188 Daftar Slot Game Terpercaya
Moto128 Id Slot Game Terpercaya
Betplay138 Daftar Slot Game Online
Letsbet77 login Slot Terpercaya
Portbet88 login Id Slot Anti Rungkad Online
Jfgaming168 login Akun Slot Anti Rungkat Online
Mg138 Id Slot Maxwin Online
Adagaming168 login Slot Maxwin Terpercaya
Kingbet189 login Id Slot Game Terbaik
Summer138 Slot
Evorabid77 Daftar Akun Slot Maxwin Terbaik
bancibet login Slot Anti Rungkad Terpercaya
adagaming168 Daftar Slot Anti Rungkad Online
CNN Indonesia
Kamis, 01 Mei 2025 10:30 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Vatikan saat ini sibuk mempersiapkan penyelenggaraan pemilihan Paus baru atau conclave usai paus yang menjabat sebelum Paus Fransiskus meninggal pada 21 April.
Dewan Kardinal memutuskan conclave digelar pada 7 Mei 2025. Sejumlah media melaporkan pemilihan ini akan diikuti 132 kardinal dari 71 negara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sederet nama yang berpotensi menjadi Paus pun muncul. Beberapa di antaranya Kardinal Luis Antonio Tagle dari Filipina, Kardinal Charles Bo dari Myanmar, Kardinal Robert Sarah dari Guinea, dan Kardinal Peter Turkson dari Ghana.
Lalu, mungkinkah Paus berikutnya berasal dari Asia atau Afrika?
Di antara nama-nama yang muncul ke publik, Kardinal Tagle dianggap figur yang progresif di luar kardinal dari Eropa.
Dalam conclave ini, sekitar 80 persen kardinal elektor atau pemilih ditunjuk langsung oleh Paus Fransiskus. Secara efektif, hal tersebut mengubah wajah gereja Katolik yang jauh lebih mewakili negara-negara berkembang atau Global South.
Para kardinal yang punya hak pilih sekarang berasal dari 65 negara dan mayoritas berasal dari Afrika, Asia, dan Amerika Selatan. Perwakilan dari Eropa kini hanya sekitar 39 persen, lebih sedikit dibanding conclave pada 2013.
Para kardinal dari belahan bumi selatan cenderung sangat mendukung dorongan Paus yang progresif seperti isu keadilan sosial, perubahan iklim, menyerukan penghentian agresi Israel di Gaza, hingga meminta setop perang Rusia-Ukraina.
Namun, kehadiran kuat Global South tak bisa diabaikan begitu saja oleh Gereja di masa depan.
Motif Paus Fransiskus menunjuk para kardinal
Pakar Vatikan dan penulis buku Pope Francis Among the Wolves, Marco Politi, mengatakan penunjukkan kardinal oleh Fransiskus tak serta merta mendukung visinya.
"Beberapa kardinal terpilih baru dari negara-negara berkembang lebih konservatif dalam hal isu sosial dan gender, terutama yang menyangkut peran perempuan dan hak-hak kaum homoseksual dalam Gereja," kata Politi, dikutip Al Jazeera pada Minggu (27/4).
Misalnya Kardinal Ambongo dari Kongo. Dia menjadi kardinal pada 2019, tetapi menentangkan keras paroki memberkati pasangan sesama jenis padahal diizinkan Paus Fransiskus.
Analis Vatikan Andrea Gagliarducci mengatakan para elektor dalam conclave akan mencari figur yang bisa membawa kedamaian dan merevolusi institusi gereja untuk.
"Fransiskus dipilih karena dia tak takut membuat kekacauan dan mereformasi. Kepausan selanjutnya harus seseorang yang bisa menenangkan keadaan," kata Gagliarducci.