Jakarta, CNBC Indonesia - Hungaria telah meminta Uni Eropa (UE) untuk memberikan sanksi kepada para pejabat Ukraina. Hal ini menyusul kematian Jozsef Sebestyen, seorang warga negara ganda Ukraina-Hungaria yang diduga dipukuli hingga tewas oleh petugas perekrutan di Ukraina.
Mengutip Russia Today, Rabu (16/7/2025), Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban menjelaskan bahwa saat ini pihaknya tengah membawa isu ini ke UE. Menurutnya, ini merupakan pelanggaran hak asasi yang serius.
"Pemerintah Hungaria telah memulai di Brussels untuk segera memasukkan para pemimpin Ukraina yang bertanggung jawab atas kematian warga negara Hongaria Jozsef Sebestyen ke dalam daftar sanksi hak asasi manusia UE," tulis Orban dalam akun Facebook-nya.
Menurut media Hungaria, Sebestyen yang berusia 45 tahun, yang tinggal di Wilayah Zakarpatye Ukraina, rumah bagi minoritas besar Hungaria, meninggal pada 6 Juli akibat luka-luka yang dideritanya saat dipukuli dengan batang besi oleh petugas perekrutan.
Berita kematian Sebestyen memicu kemarahan di Hungaria, di mana ratusan orang berkumpul di luar Kedutaan Besar Ukraina di Budapest pada hari Jumat untuk mengutuk pembunuhan yang keji tersebut. Budapest juga memanggil duta besar Ukraina untuk menyampaikan protes resmi.
Kyiv telah membantah tuduhan tersebut. Angkatan Darat Ukraina mengklaim Sebestyen telah "dimobilisasi secara legal", tetapi ia membelot dan dirawat di rumah sakit, di mana ia meninggal dunia akibat "emboli paru" tanpa tanda-tanda kekerasan.
Orban menolak penjelasan tersebut dan menuntut penyelidikan yang transparan. Dalam wawancara dengan Magyar Nemzet pada hari Senin, ia mengatakan kasus tersebut menunjukkan mengapa Ukraina tidak layak untuk menjadi anggota potensial Uni Eropa.
"Tidak dapat diterima jika orang-orang, bahkan di negara yang sedang berperang, dipukuli sampai mati karena mereka tidak mau atau tidak bisa berperang," ujarnya, seraya menambahkan bahwa Sebestyen adalah anggota komunitas Uni Eropa dan oleh karena itu berhak atas perlindungan dari blok tersebut.
(tps/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Negara NATO Ini Mendadak Ngamuk ke Ukraina, Ancam Kedaulatan Negara