Operasi Tambangnya Disetop Sementara oleh KLH, Agincourt Buka Suara

7 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Agincourt Resources menjadi salah satu dari tiga perusahaan yang aktivitasnya dihentikan sementara oleh Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq.

Penghentian dilakukan terhadap perusahaan yang beroperasi di sekitar daerah aliran sungai (DAS) Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara. Kebijakan ini diambil buntut terjadinya banjir bandang hingga longsor di kawasan tersebut.

Menanggapi hal itu, Senior Manager Corporate Communications Agincourt Katarina Siburian Hardono mengatakan bahwa perusahaan sebenarnya sudah menghentikan operasinya sejak 6 Desember 2025.

"Sejak 6 Desember 2025 kami sudah menghentikan aktivitas produksi. Kami juga telah menerima panggilan Gakkum KLH untuk verifikasi data dan informasi, dan kami akan memenuhinya," kata dia kepada CNBC Indonesia, Minggu (7/12/2025).

Menurut dia, saat ini perusahaan masih fokus melanjutkan upaya tanggap darurat di wilayah terdampak di Tapanuli Selatan dengan berkoordinasi bersama pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait.

"Saat ini kami masih fokus melanjutkan upaya tanggap darurat di wilayah terdampak di Tapanuli Selatan, berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait," tambahnya.

Sebagaimana diketahui, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mengidentifikasi sejumlah faktor utama yang diduga menjadi penyebab terjadinya banjir dan longsor di Sumatra Utara. Hal itu disampaikan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq melalui unggahan di akun Instagram pribadinya.

Dalam unggahan itu, Hanif mengatakan dirinya bersama tim KLH telah melakukan kunjungan ke sejumlah lokasi bencana dalam beberapa hari terakhir guna mengidentifikasi penyebab terjadinya banjir dan longsor.

Selain itu tim KLH juga melakukan sidak ke dua perusahaan yang beroperasi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Toru, yakni PT Agincourt Resources dan PT North Sumatra Hydro Energy (NSHE).

Sidak ini dilakukan setelah hasil pantauan udara menunjukkan adanya perubahan bentang alam yang diduga memicu intensitas banjir di kawasan tersebut. Menurut dia, setidaknya terdapat tiga sumber utama yang memperparah banjir di Batang Toru.

"Kami mengidentifikasi sedikitnya tiga sumber utama yang memperparah banjir, kegiatan hutan tanaman industri, pembangunan listrik tenaga air yang masif, dan aktivitas penambangan emas di DAS Batang Toru. Semua ini memberi kontribusi signifikan terhadap tekanan lingkungan," tulis Hanif.

Identifikasi awal dilakukan melalui perpaduan pantauan udara dan pemeriksaan langsung di lapangan pada titik-titik yang diduga menambah beban limpasan air. Kondisi di hulu DAS juga diperparah oleh hamparan luas lahan pertanian, baik lahan kering maupun lahan basah, yang mengurangi kemampuan tanah menyerap air hujan.

Lebih lanjut, Hanif mengatakan bahwa KLH akan terus melakukan verifikasi lapangan secara menyeluruh untuk memastikan seluruh temuan dapat diikuti dengan tindakan korektif yang presisi.

Namun ia menekankan bahwa pemulihan lingkungan tidak dapat dilakukan secara parsial, tetapi harus memandang keseluruhan ekosistem sebagai satu kesatuan.

"KLH akan memperketat pengawasan terhadap aktivitas pemanfaatan ruang di kawasan rawan banjir dan longsor, termasuk dua perusahaan yang mendapat sidak. Seluruh kegiatan di lereng curam, hulu DAS, dan alur sungai akan diverifikasi ulang terkait izin lingkungan dan kesesuaian tata ruang. Selain itu penegakan hukum akan ditempuh apabila ditemukan pelanggaran yang berpotensi menambah risiko bencana," tambahnya.

(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |