Home > Senggang Thursday, 17 Jul 2025, 14:17 WIB
Suhu malam bisa turun hingga 17 drajat selsius, warga dan petani harap waspada

SEKITARSURABAYA.COM, SURABAYA -- Fenomena bediding kembali menyapa wilayah Indonesia di musim kemarau kali ini. Suhu udara malam dan dini hari bisa anjlok hingga 17 drajat selsius akibat minimnya lapisan awan dan hembusan angin muson timur dari Australia.
Fenomena ini terjadi ketika permukaan bumi kehilangan panas lebih cepat karena tidak ada awan yang menahan radiasi balik ke atmosfer. Angin muson timur membawa massa udara dingin dan kering dari Australia, memperdalam penurunan suhu terutama di dataran tinggi. BMKG memprediksi fenomena bediding akan berlangsung hingga September 2025, bersamaan dengan puncak musim kemarau.
Pakar lingkungan Universitas Airlangga (Unair) Wahid Dianbudiyanto mengingatkan, dampak bediding tidak boleh dianggap sepele. sebab, terdapat potensi gangguan serius bagi kesehatan manusia dan keseimbangan lingkungan.
"Suhu dingin dapat memicu berbagai penyakit pernapasan seperti flu, asma. Bagi pertanian dan peternakan, suhu ini dapat mengganggu produktivitas tanaman dan meningkatkan risiko kematian ternak," kata Wahid, Kamis (17/7/2025).
Wahid pun mengingatkan masyarakat untuk mengambil langkah-langkah adaptasi sederhana. seperti rutin memantau prakiraan cuaca, menggunakan pakaian hangat saat malam, serta meningkatkan asupan gizi, terutama vitamin C, untuk menjaga daya tahan tubuh.
Fenomena bediding menurutnya memang bukan bencana. Namun, kata dia, bila terus diabaikan bisa berubah jadi peringatan dari alam tentang pentingnya kesiapsiagaan lingkungan.