Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi Pasar Hewan Barito yang berada di Jakarta Selatan tampak sepi di tengah kabar rencana relokasi pasar akibat akan dibangun Taman ASEAN. Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di pasar tersebut pada Jumat (11/7/2025) sekitar pukul 10:30 WIB, tampak hanya beberapa pelanggan yang datang, sedangkan keramaian hanya muncul dari kendaraan yang melewati pasar tersebut.
Terpantau hanya pedagang hewan peliharaan yang melakukan aktivitas bersih-bersih hingga berkumpul bersama pedagang lainnya. Keramaian juga timbul dari suara kicau burung bersama lalu-lalang kendaraan.
Padahal dahulunya, pasar ini dikenal ramai karena menjadi salah satu sentra hewan peliharaan ternama di Jakarta.
Berdiri 1979, dahulunya para pedagang menjual hewan peliharaan hanya menggunakan gerobak bongkar pasang. Kemudian pedagang mulai mendirikan kios-kios tidak permanen seiring mulai ramainya pengunjung. Pasar ini juga sempat mendapatkan renovasi pada 2022-2023 lalu.
Ada sekitar 137 kios yang tersedia di pasar ini, dengan 85 kios menjual aneka hewan peliharaan, mulai dari burung, kucing, hingga hewan peliharaan melata.
Beberapa pedagang mengaku sepinya pembeli sudah terjadi sejak revitalisasi pasar pada 2022-2023 lalu. Bahkan, mereka seperti berjualan dari nol lagi karena modalnya sudah ludes akibat selama proses revitalisasi, mereka tidak berjualan sekalipun.
Faisal, pedagang hewan peliharaan seperti kucing, kelinci, hamster, dan burung mengungkapkan hal demikian, di mana setelah revitalisasi, pihaknya harus mulai dari nol lagi.
"Kondisi seperti ini ya sejak renovasi pasar, kami terpaksa mulai dari nol lagi karena selama direnovasi, kami tidak berjualan, ada sekitar 8 bulan kami tidak berjualan, terus modal habis, ya terpaksa mulai dari nol lagi setelah itu," kata Faisal saat ditemui CNBC Indonesia, Jumat (11/7/2025).
Foto: Calon pembeli melihat burung yang dijual di Pasar Hewan Barito, Jakarta, Kamis (10/7/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Calon pembeli melihat burung yang dijual di Pasar Hewan Barito, Jakarta, Kamis (10/7/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Faisal bilang kalau dia sudah berjualan sejak 1980, di mana saat itu masih berjualan menggunakan gerobak. Setelah sekian tahun lamanya berjualan, kini dia harus meratapi nasib karena pelanggan belum sepenuhnya ramai seperti dahulu.
Apalagi, dengan adanya rencana relokasi pasar, membuatnya semakin resah karena finansialnya masih belum pulih pasca revitalisasi pasar.
"Dengar mau ada relokasi, saya khawatir nanti bagaimana nasib saya. Di tempat yang baru belum tentu sebaik yang di sini," ungkap Faisal.
Faisal pun berharap relokasi dapat ditunda setidaknya dua tahun untuk mempersiapkan pemindahan kiosnya.
"Relokasi kalau bisa ya ditunda setidaknya dua tahun. Kalau tiba-tiba disuruh pindah, ya kami belum siap, setelah renovasi saja kami masih susah minta ampun," ujarnya.
Sementara itu, Deri, pedagang burung juga mengaku masih sulit untuk menghidupi dirinya dan keluarganya pasca revitalisasi pasar dan kabar dari relokasi membuatnya semakin khawatir.
"Sejak renovasi saja kita masih berjuang keras, ini ada kabar mau direlokasi, makin susah dah nasib kita," terang Deri.
Deri juga khawatir jika relokasi dilakukan mendadak dalam waktu dekat, tempat baru yang akan ditempatinya belum siap dan nasibnya belum tentu sebaik sekarang.
"Kalau disuruh pindah, kami harus mulai dari nol lagi dong, di sini sudah ada pelanggan tetap, kalau pindah, bagaimana pelanggan tetap kami, terus kami harus cari pelanggan baru lagi, ujung-ujungnya harus mulai dari nol lagi jualan, padahal sekarang sudah mulai pulih lagi," tambah Deri.
Deri masih berharap relokasi tidak akan dilakukan, setidaknya dalam waktu dekat.
"Ya harapannya sih, jangan jadi di relokasi sih ya. Harusnya dipertimbangkan lagi relokasinya. Kalau memang sudah perlu di relokasi, ya kasih kami waktu lebih, jangan nanti mendadak terus seperti di tempat lain, ada pemaksaan, karena saat ini dari pihak pemerintah Jakarta belum bertemu kami soal relokasi," ujar Deri.
Adapun Karno, pengurus pasar juga khawatir dengan nasib para pedagang hewan di pasar tersebut, karena nasib mereka yang belum sepenuhnya pulih.
"Semenjak renovasi 2022 lalu, posisi kami masih ngap-ngapan, bayangkan saja kami nganggur delapan bulan, modal kami sebelumnya ludes, terus kita nganggur, ya mau tidak mau harus mulai dari nol lagi," kata Karno.
Karno menyarankan kepada pemerintah untuk memberikan waktu guna mempersiapkan segalanya terkait relokasi.
"Yang diinginkan pedagang itu harus ada setengah waktu untuk persiapan pindah. Itu saja intinya," pungkas Karno.
(chd/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar Ular Sepi Parah, Pedagang Sampai Teriak Ditinggal Kabur Pembeli