loading...
Kebun hidroponik yang dilistriki PLTS berkapasitas 4,8 kilo watt peak di di Kelurahan Tanjung Palas, Kecamatan Dumai Timur. FOTO/Ist
JAKARTA - Pembangkit listrik tenaga surya ( PLTS ) berkapasitas 4,8 kilo watt peak (kWp) yang dmanfaatkan untuk kebun hidroponik pada Program Posyandu Sehati yang diinisiasi oleh Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Unit Dumai bersama Pertamina New & Renewable Energy ( Pertamina NRE ), mampu mendukung ketahanan pangan dan kemandirian masyarakat Kota Dumai, khususnya di Kelurahan Tanjung Palas, Kecamatan Dumai Timur.
Program yang menjadi bentuk nyata kontribusi terhadap energi bersih dan pemberdayaan masyarakat itu mampu menghemat biaya listrik hingga Rp400.000 per bulan, sekaligus menghasilkan panen bernilai Rp2,1 juta setiap bulan melalui kebun hidroponik bertenaga surya.Dengan pemanfaatan PLTS, kegiatan hidroponik bisa berjalan efisien dengan mengurangi biaya listrik, bahkan bisa dijalankan di daerah dengan keterbatasan akses listrik sekalipun.
Corporate Secretary Pertamina NRE Dicky Septriadi mengatakan, melalui program ini PNRE menunjukkan komitmen dalam mendukung upaya menjadikan energi bersih lebih mudah diakses oleh siapapun. "Ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan nomor 7, yaitu menjamin akses energi bersih, terjangkau, andal, dan modern untuk semua,"ungkap Dicky, Kamis (17/4/2025).
Tak hanya mengubah cahaya menjadi listrik, kata dia, tapi juga menyuburkan tanaman yang kelak dipanen untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat sekitar. "Kami di Pertamina NRE sangat bangga dapat berkontribusi nyata dalam peningkatan kapasitas masyarakat melalui program ini, energi bersih kita hadirkan di masyarakat untuk dimanfaatkan dan manfaatnya nyata,"ujar Dicky.
Budidaya sayur hidroponik ini berawal dari 10 kader posyandu yang dulunya hanya dikenal dengan kegiatan pengukur tinggi badan balita. Kader Posyandu Sehati kini menjadi petani hidroponik handal yang bukan hanya menanam dan menghasilkan sayuran segar, tapi juga juga berinovasi mengolah hasil panennya menjadi sejumlah produk sehat seperti jus organik, hingga biskuit sorgum yang bergizi.
Produk-produk ini, jelas Dicky, tak sekadar enak, tapi juga penuh manfaat, terutama bagi ibu hamil dan balita. Biskuit ini dibuat khusus untuk mendukung pertumbuhan anak-anak agar terhindar dari stunting. Posyandu ini juga memproduksi panganan sehat lain sepertinugget dan bakso patin. Menurut salah satu kader posyandu tersebut, kandungan zat besi, fosfor, dan serat dari produk yang dihasilkan jauh melampaui beras, menjadikannya pilihan cerdas untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
Dicky menjelaskan, inisiatif hijau ini bukan program yang berjalan sendiri. Melalui skema Integrasi Layanan Primer (ILP), Pertamina juga menyelenggarakan pelatihan 25 keterampilan dasar bagi 80 kader Posyandu, didampingi langsung oleh 15 tenaga kesehatan dari Dinas Kesehatan Kota Dumai. Pelatihan ini memperkuat peran kader sebagai ujung tombak layanan kesehatan yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat. "Dampaknya tak main-main. Angka stunting di Kota Dumai menunjukkan penurunan signifikan," kata dia.
Pemerintah pun memberi apresiasi dalam bentuk penghargaan pada tahun 2023 dan 2024, serta insentif fiskal sebesar Rp5,8 miliar sebuah bentuk pengakuan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil yang konsisten. Menurut Area Manager Communication, Relations, & CSR PT KPI Unit Dumai Agustiawan, program ini menjadi bukti nyata kontribusi Pertamina untuk masyarakat.
"Kami melihat bahwa isu stunting tidak bisa diselesaikan hanya dari satu sisi. Melalui hidroponik bertenaga surya ini, kami ingin mendorong masyarakat untuk bisa memproduksi sendiri sumber pangan sehat secara mandiri dan ramah lingkungan," jelasnya.
Program ini, imbuh dia, menawarkan hal yang kadang terlupakan dalam sebuah program yaitu, keberlanjutan. "Ini bukan proyek instan yang berlalu begitu saja, melainkan proses panjang yang menyentuh langsung kebutuhan dasar manusia pangan, energi, dan kesehatan. Program ini juga merupakan bentuk dukungan untuk mencapai target pemerintah untuk Net Zero Emission di tahun 2060," tandasnya.
(fjo)