Pemilik Lapangan Padel yang Atapnya Ambruk Bantah Ada Kelalaian Teknis

5 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Pihak pemilik lapangan padel di Taman Villa Meruya, Kembangan, Jakarta Barat, memberikan klarifikasi terkait insiden ambruknya atap fasilitas olahraga tersebut pada Minggu (26/10) sore WIB.

Mereka membantah dugaan bahwa kerobohan atap terjadi karena kelalaian teknis dari pengelola.

Pemilik Anwa Racquet Club, Wawa Lukman, menegaskan bahwa insiden pada Minggu (26/10) itu murni disebabkan oleh faktor alam, yakni hujan deras disertai angin kencang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini murni musibah, bukan maunya kami. Hujan terlalu besar, sehingga terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan," ujar Wawa, seperti dilansir Antara, Minggu (26/10).

Ia memastikan bahwa langkah evakuasi telah dilakukan dengan cepat, sehingga tidak ada korban jiwa maupun luka dalam kejadian tersebut. Seluruh peserta pertandingan, termasuk atlet, dan penonton berhasil keluar dengan selamat.

"Begitu kejadian, langsung kami tutup. Tidak boleh ada yang masuk. Setelah kondisi agak tenang, baru barang-barang di dalam kami suruh cepat keluar, takut terjadi sesuatu," jelasnya.

"Kami bersyukur tidak ada korban cedera maupun korban jiwa. Itu yang paling penting," tambahnya dengan nada lega.

Wawa juga menekankan bahwa lapangan padel miliknya yang baru beroperasi empat bulan lalu telah mengantongi izin resmi. "Tempat ini berizin. Kalau tidak, tidak mungkin bisa berdiri sebesar ini dan digunakan untuk turnamen nasional," katanya.

Pasca-insiden, Wawa menyatakan pihaknya bertanggung jawab penuh dan akan segera memperbaiki struktur lapangan, meskipun saat ini masih dalam proses investigasi oleh kepolisian. Lapangan akan ditutup sementara hingga waktu yang belum ditentukan.

"Kami akan memperbaiki lebih kuat lagi. Sekarang masih proses investigasi polisi, jadi belum bisa kami sentuh dulu. Tapi yang pasti, kami bertanggung jawab dan akan bangun lagi," tegasnya.

[Gambas:Instagram]

Mengenai total kerugian, Wawa enggan merinci nominal pastinya, namun ia mengakui bahwa biaya pembangunan fasilitas itu tidak sedikit. "Nilainya besar, karena membangunnya juga mahal sekali. Tapi kami bersyukur tidak ada korban. Kalau uang bisa dicari, tapi nyawa susah," ujarnya.

Ia juga menyampaikan apresiasi khusus kepada panitia The Prime Open Tournament yang dinilai bersikap tenang dan kooperatif pasca-insiden.

"Kami apresiasi panitia Prime, mereka luar biasa. Walaupun sedih, mereka tetap berbesar hati dan tidak memperkeruh suasana. Itu sangat kami hargai," tutup Wawa.

(wiw)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |