Penjualan Ritel Melambat pada Juni 2025

3 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) merilis survei kinerja penjualan eceran atau ritel pada Juni 2025. Berdasarkan hasil survei, realisasi penjualan ritel pada periode tersebut mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. 

“Pada Juni 2025, indeks penjualan riil (IPR) tercatat sebesar 231,9 atau secara tahunan tumbuh sebesar 1,3 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada Mei 2025 sebesar 1,9 persen (yoy),” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangannya, dikutip pada Selasa (12/8/2025).

Pertumbuhan tersebut didorong oleh kinerja penjualan kelompok bahan bakar kendaraan bermotor, makanan, minuman, dan tembakau, barang budaya dan rekreasi, dan subkelompok sandang yang tumbuh positif. 

Kinerja penjualan beberapa kelompok barang yang terkait dengan kegiatan libur dan cuti bersama Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) serta libur sekolah menopang kinerja pada Juni 2025 menjadi lebih baik dari bulan sebelumnya. Hal itu tecermin dari penjualan eceran pada Juni 2025 yang secara bulanan mencatat kontraksi sebesar 0,2 persen (month to month/mtm), lebih kecil dibandingkan dengan kontraksi sebesar 1,3 persen (mtm) pada Mei 2025. 

BI sebelumnya memperkirakan penjualan eceran pada Juni 2025 meningkat dibandingkan sebelumnya. IPR Juni 2025 diperkirakan tumbuh 2,0 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya, sehingga mencapai level 233,7. Tetapi realisasinya tidak demikian. 

Namun, BI menyampaikan optimisme bahwa penjualan eceran pada Juli 2025 diperkirakan meningkat dibandingkan realisasi penjualan eceran pada Juni 2025 tersebut. 

“Kinerja penjualan eceran diperkirakan meningkat pada Juli 2025. Indeks Penjualan Riil (IPR) Juli 2025 diperkirakan tumbuh sebesar 4,8 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya, sehingga mencapai level 222,5,” ujar Denny. 

Ia menjelaskan, peningkatan tersebut terutama bersumber dari kelompok suku cadang dan aksesori, makanan, minuman, dan tembakau, serta bahan bakar kendaraan bermotor. 

Secara bulanan, penjualan eceran pada Juli 2025 diprakirakan mencatat kontraksi sebesar 4 persen (mtm), dipengaruhi oleh penurunan penjualan kelompok peralatan informasi dan komunikasi serta makanan, minuman, dan tembakau. Hal itu seiring dengan berakhirnya periode libur dan cuti bersama dalam rangka HBKN dan libur sekolah. 

Denny melanjutkan, dari sisi harga, tekanan inflasi tiga bulan yang akan datang, yaitu pada September, 2025 diperkirakan menurun. Sementara tekanan inflasi pada enam bulan mendatang, yaitu pada Desember 2025, diperkirakan meningkat. 

Hal itu tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) September 2025 sebesar 134,7, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya sebesar 139,6. Sementara itu, IEH Desember 2025 tercatat sebesar 163,4, lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar 151,3.  

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |