Penyidik Polda Metro Jaya Juga Sita Lima Ijazah Teman SMA Jokowi

7 hours ago 2

Solo, CNN Indonesia --

Penyidik Polda Metro Jaya menyita ijazah SMA dan S1 Joko Widodo atau Jokowi dalam kasus pencemaran nama baik terkait kasus tudingan ijazah palsu. Selain milik Jokowi, penyidik juga menyita lima ijazah teman SMA Presiden Ketujuh RI itu.

Salah satu teman SMA Jokowi, Sigit Haryanto mengatakan lima ijazah itu disita penyidik usai mereka menjalani pemeriksaan di Mapolresta Surakarta, Selasa (22/7) kemarin.

"Ada lima ijazah sebagai bukti nanti uji forensik," kata Sigit saat ditemui di Mapolresta Surakarta, Rabu (23/7).

Sigit mengatakan lima ijazah tersebut milik teman seangkatan Jokowi saat sekolah di SMA Negeri 6 Surakarta. Mereka lulus bersama Jokowi pada tahun 1980.

"Jadi, kami semua adalah teman sekolah SMA pada saat itu, tahun 1980," kata dia.

Sigit bersama empat rekan lainnya sudah diperiksa penyidik dari Polda Metro Jaya. Ia mengatakan ada 95 pertanyaan dari penyidik selama pemeriksaan tersebut.

"Intinya pertanyaan-pertanyaan itu seputar pada saat itu kami semua adalah siswa sekolah SMA 6 atau SMPP. Kenal Pak Jokowi atau tidak," kata dia.

"Kami tentunya menjawabnya saya mengenal karena Pak Jokowi itu adalah teman kami dan lulus bersama-sama beliau," lanjutnya.

Teman sekolah Jokowi lainnya, Bambang Surojo menambahkan, penyidik juga menanyakan tentang penamaan SMA Negeri 6 Surakarta. Sekolah yang berada di sisi Utara Kota Solo itu sebelumnya bernama Sekolah Menengah Persiapan Pembangunan (SMPP).

Bambang menjelaskan saat itu teman seangkatan Jokowi bersama-sama mendaftar di SMA Negeri 5 Surakarta. Saat itu, SMA Negeri 5 memiliki 11 kelas, yaitu Kelas 1-1 sampai dengan Kelas 1-11.

"Kelas 1-1 sampai 1-6 masuk pagi, kelas 1-7 sampai 1-11 masuk siang. Kami menyebutnya SMA 5 siang," kata dia.

Pemerintah lalu membangun gedung tambahan untuk mengakomodasi murid-murid yang masuk siang.

"Kemudian setelah ruang itu tersedia bagi kami, kami masuk pagi sehingga kami menjadi siswa SMPP atau SMA 6 Surakarta," jelas Bambang.

Dalam perjalanannya, SMPP berganti nama menjadi SMA Negeri 6 Surakarta. Bambang menjelaskan perubahan nama tersebut merupakan kebijakan Pemerintah.

"Mengenai nama SMPP dan SMA 6 yang menjadi polemik selama ini yang digoreng-goreng itu adalah kebijakan dari pemerintah. Dalam hal ini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu menterinya Pak Daud Yusuf," terangnya.

Ia juga menyebut saat itu terjadi perubahan sistem pendidikan dari catur wulan menjadi semester. Akibatnya, siswa seangkatan Jokowi menjalani masa SMA selama 3 tahun 6 bulan.

"Waktu itu juga ada pergeseran waktu yang terjadi 6 bulan kemudian sehingga kita menikmati sekolah itu bukan 3 tahun, tapi 3 tahun setengah," kata dia.

(syd/wis)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |