Perang Bikin Tetangga RI Kisruh, PM Terancam Digulingkan

5 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Politik Thailand memanas. Hal ini bahkan membuat Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra menghadapi seruan untuk mengundurkan diri dari sejumlah partai koalisi

Mengutip AFP, Kamis (19/6/2025), Shinawatra menghadapi pertentangan politik setelah panggilan telepon yang bocor antara dirinya dengan mantan pemimpin Kamboja Hun Sen. Telepon ini untuk membahas sejumlah konflik perbatasan kedua negara, yang bahkan sempat berakhir pada baku tembak berdarah antara kedua militer.

Dalam panggilan telepon yang bocor tersebut, ia menyapa pemimpin veteran itu sebagai "paman". Shinawatra juga merujuk komandan tentara Thailand di timur laut negara itu sebagai lawannya.

Hal ini memicu kritik keras di media sosial, khususnya di halaman Partainya, Pheu Thai, dan halaman Angkatan Darat Kerajaan Thailand. Partai konservatif Bhumjaithai, mitra terbesar Pheu Thai, menarik diri pada hari Rabu dengan mengatakan bahwa perilaku dalam panggilan telepon tersebut telah melukai martabat negara dan militer.

Dua partai koalisi, Partai Bangsa Thailand Bersatu dan Partai Demokrat, akan mengadakan pertemuan mendesak untuk membahas situasi tersebut pada Kamis malam. Kehilangan salah satu dari mereka kemungkinan akan berarti berakhirnya pemerintahan Paetongtarn dan akan ada pemilihan umum atau upaya oleh partai-partai lain untuk menyatukan koalisi baru.

Tak hanya itu, Partai Rakyat oposisi utama, yang memenangkan sebagian besar kursi pada tahun 2023 tetapi dihalangi oleh senator konservatif untuk membentuk pemerintahan, meminta Paetongtarn untuk mengadakan pemilihan umum.

"Apa yang terjadi kemarin adalah krisis kepemimpinan yang menghancurkan kepercayaan rakyat," kata pemimpin Partai Rakyat Natthaphong Ruengpanyawut dalam sebuah pernyataan.

"Rakyat menginginkan pemerintahan yang dapat memecahkan masalah dan satu-satunya cara untuk melakukannya adalah dengan memiliki pemerintahan yang sah."

Jika ia digulingkan, ia akan menjadi anggota ketiga keluarganya, setelah bibinya Yingluck dan ayahnya Thaksin Shinawatra, yang ditendang keluar dari jabatannya oleh tentara.

Sementara itu, ratusan pengunjuk rasa antipemerintah, beberapa di antaranya adalah veteran gerakan "Baju Kuning" anti-Thaksin yang beraliran royalis pada akhir tahun 2000-an, berdemonstrasi di luar Gedung Pemerintah menuntut Paetongtarn mundur.

Koalisi Rapuh

Paetongtarn, 38 tahun, berkuasa pada bulan Agustus 2024 sebagai pemimpin koalisi antara Pheu Thai dan sekelompok partai konservatif pro-militer. Koalisi ini dianggap cukupp aneh lantaran partai pro militer telah menghabiskan sebagian besar dari 20 tahun terakhir bertempur melawan ayahnya.

Ketegangan yang meningkat dalam koalisi tersebut meletus menjadi perang terbuka dalam seminggu terakhir ketika Pheu Thai mencoba mengambil alih jabatan menteri dalam negeri dari pemimpin Bhumjaithai Anutin Charnvirakul.

Pertempuran yang melibatkan klan Shinawatra telah mendominasi politik Thailand selama lebih dari 20 tahun. Ayah Paetongtarn yang juga mantan pemilik Manchester City, Thaksin Shinawatra, masih menikmati dukungan besar dari basis pedesaan yang hidupnya ia ubah dengan kebijakan populis di awal tahun 2000-an.

Namun, ia dibenci oleh para elit berkuasa Thailand, yang menganggap pemerintahannya korup, otoriter, dan tidak stabil secara sosial. Thaksin kembali ke Thailand pada tahun 2023 saat Pheu Thai mengambil alih kekuasaan setelah 15 tahun mengasingkan diri di luar negeri.

Pemerintah yang dipimpin Pheu Thai saat ini telah kehilangan satu perdana menteri, mantan pengusaha Srettha Thavisin, yang dipecat melalui perintah pengadilan tahun lalu, sehingga membawa Paetongtarn ke jabatannya.


(tps/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Thailand Panas, PM Putri Thanksin Shinawarta Terancam Lengser

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |