Psikolog Ungkap Tantangan Gen Alfa Zaman Now, Termasuk Kecanduan Gawai

6 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Anak-anak yang lahir setelah 2010 atau kerap disebut Generasi Alfa kini tumbuh dalam dunia yang sepenuhnya digital. Mereka tak pernah merasakan hidup tanpa internet, YouTube, atau AI. Psikolog anak dan remaja Linda Maysha, M.Psi, menyebut generasi ini punya karakteristik unik yang perlu dipahami orang tua bukan hanya soal teknologi, tetapi juga kebutuhan dasarnya sebagai anak.

"Dari kecil mereka sudah familiar dengan layar, video, dan AI. Tapi bukan berarti eksplorasi fisik atau sosialnya bisa diabaikan," ujar Linda dalam webinar kesehatan bertajuk "Bersahabat dengan Generasi Alfa di Era Digital" dikutip dari kanal YouTube Ciputra Healthcare, Selasa (22/7/2025).

Menurut Linda, digitalisasi memang tak bisa dihindari, tapi orang tua harus tetap memfasilitasi kebutuhan tumbuh kembang yang utuh mulai dari motorik, emosi, hingga interaksi langsung. Ia mengingatkan, tanpa pendampingan yang tepat, anak Gen Alfa sangat rentan mengalami:

- Overstimulasi sensorik, akibat paparan visual dan suara berlebihan dari konten digital.
- Kecanduan gadget, yang bisa terlihat dari kesulitan membatasi durasi atau amarah berlebih saat gawai diambil.
- Minimnya kemampuan interaksi sosial langsung, karena terlalu terbiasa dengan komunikasi digital.
- Daya tahan rendah terhadap proses, sehingga anak cenderung mudah frustrasi dan cepat bosan.

Linda menekankan pengawasan dan keterlibatan orang tua bukan untuk membatasi teknologi, tetapi untuk mengarahkan pemanfaatannya. "Jangan bangga kalau anak jago main TikTok atau YouTube tanpa pengawasan. Itu alarm merah," ujarnya.

Ia juga mengkritisi pendekatan parenting yang mengandalkan kekerasan atau pendekatan otoriter. "Tegas itu bukan berarti galak. Anak bukan gajah sirkus yang harus dipukul agar paham," tegasnya. Menurut Linda, pendekatan komunikasi hangat, validasi emosi, dan kebiasaan interaksi positif jauh lebih efektif dalam membentuk karakter anak.

Dalam sesi tanya jawab, Linda banyak menerima keluhan dari para orang tua terkait anak yang minder karena dibatasi gadget, sulit fokus, atau enggan tidur terpisah. Semua persoalan itu, katanya, punya solusi berbeda-beda tergantung karakter anak. Namun satu hal pasti, kata dia, "Kalau orang tua sudah bingung, itu waktu yang tepat untuk konsultasi ke psikolog. Jangan nunggu anaknya rusak dulu baru bertindak."


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |