Ramai Gara-gara Pinkan Mambo, Ini Beda Donat dan Roti Goreng

22 hours ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Belum lama ini, nama Pinkan Mambo kembali mencuri perhatian publik. Bukan karena musik atau lagu baru yang dikeluarkan, tapi karena donat.

Penyanyi era 2000-an ini merintis usaha kuliner dengan menjual donat buatannya sendiri. Antusiasme awal cukup tinggi, banyak yang penasaran dengan donat yang konon dibanderol Rp200 ribu per kotaknya. Tapi yang datang kemudian bukan pujian, melainkan kritik bertubi-tubi.

Banyak food vlogger yang menyebut, donat buatan Pinkan tak sesuai ekspektasi. Bentuknya disebut terlalu tebal, topping-nya asal-asalan, dan rasanya disebut lebih mirip odading atau roti goreng.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Harga jualnya pun dinilai kelewat mahal untuk kualitas seperti itu.

Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud donat dan apa bedanya dengan roti goreng?

Donat, bukan cuma manis dan bulat

Merangkum berbagai sumber, donat yang baik berawal dari bahan dasar yang tepat. Beberapa bahan yang digunakan di antaranya tepung terigu protein tinggi, ragi, susu, gula, telur, dan margarin.

Tapi, bahan saja tidak cukup. Kuncinya terletak pada proses fermentasi yang dilakukan minimal dua kali.

Pertama, saat adonan sudah diuleni hingga kalis dan elastis. Kedua, setelah dibentuk. Inilah yang membuat adonan mengembang sempurna, empuk, dan ringan.

Tak kalah penting, proses rounding atau membulatkan adonan juga harus dilakukan dengan benar. Ini sering disepelekan, padahal sangat berpengaruh pada hasil akhir.

Adonan yang dibulatkan sembarangan akan retak atau pecah saat digoreng.

Ilustrasi DonatIlustrasi. Donat punya permukaan halus, mulus, dan tidak mudah menyerap minyak. (artmakush/Pixabay)

Selain itu, donat yang bagus punya permukaan halus, mulus, dan tidak mudah menyerap minyak.

Setelah digoreng dalam suhu yang tepat, donat biasanya dihias dengan topping yang menarik. Bisa sesederhana gula halus, atau semewah glaze matcha, krim keju, atau lelehan cokelat Belgia.

Tampilan pun jadi bagian penting dalam dunia per-donatan. Donat bukan sekadar makanan, tapi juga pengalaman visual dan tekstural.

Jadi, saat seseorang menyebut dagangannya 'donat', maka publik akan menaruh ekspektasi tinggi. Harus empuk, lembut, tidak berminyak, bentuknya cantik, dan topping-nya menggoda.

Roti goreng tentu bukan donat

Roti goreng punya cerita sendiri. Makanan ini jauh lebih sederhana, baik dari segi bahan maupun proses.

Roti goreng biasanya dibuat dari campuran tepung, gula, ragi, dan air, kadang tanpa telur atau mentega. Fermentasinya bisa satu kali atau bahkan langsung digoreng setelah dibentuk.

Teksturnya pun berbeda jauh. Roti goreng cenderung padat di bagian dalam dan renyah di luar. Kadang dilapisi tepung panir agar lebih garing.

ilustrasi donatIlustrasi. Roti goreng biasanya memiliki isian di dalam. (iStockphoto/JodiJacobson)

Tak seperti donat yang mengandalkan topping, roti goreng biasanya punya isian di dalam. Mulai dari kacang hijau, cokelat, keju, hingga abon.

Penampilannya pun tak terlalu diutamakan. Roti goreng tidak perlu mulus dan simetris. Yang penting enak dan mengenyangkan. Ini camilan yang membumi, bukan makanan estetik yang dijual di etalase kafe.

Itulah mengapa orang bisa langsung tahu saat menggigit, apakah itu donat atau roti goreng. Teksturnya bicara, begitu pula rasanya.

Donat bukan hanya soal adonan yang digoreng dan diberi gula. Ada fermentasi, pemilihan tepung yang tepat, teknik rounding, suhu minyak yang dijaga, hingga presentasi visual yang menggugah selera.

Jika semua itu dilewatkan, yang tersisa hanyalah roti goreng yang meminjam nama donat.

(tis/asr)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |