Ramesh Selamat dari Ledakan Air India, Ini Detik-Detik Sebelum Terjadi

14 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah berminggu-minggu mengunjungi keluarga di India, Viswashkumar Ramesh bersiap kembali ke London, Inggris. Di sana anak, istri, dan kedua orang tuanya sudah menanti di rumah menyambut kedatangannya. 

Dia memesan tiket pesawat dari Ahmedabad menuju London dengan maskapai Air India. Jadwal keberangkatan ditetapkan pada Kamis, 12 Juni 2025, sekitar pukul 13.00 waktu setempat. Pesawat yang digunakan bukan kaleng-kaleng, yakni Boeing 787 Dreamliner, armada andalan jarak jauh yang dikenal modern dan aman.

Hari itu langit sangat cerah. Tak ada pertanda buruk. Di dalam kabin, sebanyak 219 penumpang bersiap untuk perjalanan jauh ke Eropa. Semuanya tampak tenang, termasuk Ramesh yang duduk di kursi 11A, tepat di samping pintu darurat.

Setelah semua penumpang berada di tempatnya, awak kabin memberi pengarahan keselamatan. Ramesh pun mengikuti prosedur. Dia memasang sabuk pengaman dan memerhatikan pramugari mencontohkan alat peraga dan simulasi keadaan darurat.

Semuanya tampak berjalan lancar sebagaimana mestinya. Tak ada gangguan saat pesawat mulai bergerak dari tempat parkir ke landasan pacu. Sesuatu yang janggal baru muncul tak lama usai roda-roda pesawat meninggalkan tanah.

Belum satu menit, Ramesh melihat lampu putih dan hijau di dalam kabin tiba-tiba menyala bergantian. Seketika muncul perasaan tak enak yang diikuti keanehan pada laju pesawat. 

"Setelah lepas landas, sekitar 5-10 detik kemudian, rasanya seperti pesawat tersangkut," katanya, dikutip dari NPR.

Perasaan tak enak itu kemudian menjadi nyata. Begitu juga simulasi keadaan darurat yang benar-benar bakal dilakukannya. Dalam waktu sangat singkat, pesawat kehilangan kendali dan jatuh menabrak sebuah bangunan yang difungsikan sebagai akomodasi dokter di kompleks Byramjee Jeejeebhoy Medical College and Civil Hospital.

Benturan keras terdengar hingga radius beberapa kilometer. Tercatat, pesawat menghantam daratan pada pukul 13.39 waktu setempat. Boeing 787-8 Dreamliner itu pecah berkeping-keping. Potongan logam dan puing-puing berserakan. 

Penglihatan Ramesh langsung gelap. Untungnya, ini tak lama. Beberapa saat kemudian, matanya terbuka dan tak menyangka masih bernafas. Dia yang berada di dekat pintu darurat mendapat peluang yang tak dimiliki penumpang lain, yakni meloloskan diri. 

Meski pintu rusak akibat benturan, ada celah yang cukup untuk keluar dari marabahaya. 

"Saat pintuku rusak, aku melihat ada sedikit celah. Jadi aku mencoba keluar dan aku berhasil," kata Ramesh.

Ramesh kemudian bangkit dan menjauh dari lokasi puing pesawat dengan berdarah-darah. Dia langsung diselamatkan ke rumah sakit, tanpa mengetahui nasib penumpang lain, termasuk adiknya sendiri yang juga menumpang pesawat Air India.

Tragedi ini lantas menjadi rekor kelam dalam sejarah penerbangan India. Menurut Air India, penumpang pesawat terdiri dari 217 orang dewasa, 11 anak-anak, dan 2 bayi. Dari total 242 penumpang dan awak, 169 adalah warga negara India, 53 warga Inggris, tujuh Portugal, dan satu warga Kanada.

Semuanya tewas, kecuali Ramesh yang mendapat mukjizat kesempatan hidup kedua kalinya. 


(mfa/mfa)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Pesawat Air India Boeing 787 Jatuh, Bawa 242 Penumpang & Awak

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |