Review Film: Agak Laen 2

1 hour ago 1

img-title Christie Stefanie

Review film: Agak Laen 2 jelas terlihat naik kelas dengan kisah lebih lucu, matang, kompleks, dan berani dari yang pertama.

Jakarta, CNN Indonesia --

Muhadkly Acho sebagai sutradara dan penulis naskah, bersama tim Agak Laen berhasil menyajikan kisah baru dalam film kedua mereka, Agak Laen: Menyala Pantiku.

Beberapa menit opening scene jadi bukti kuat Agak Laen 2 diproduksi dengan penuh keyakinan, persiapan amat matang, serta skala produksi yang jelas lebih besar dari film pertama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal pertama dan terutama saya apresiasi tinggi adalah naskah serta penceritaan Agak Laen: Menyala Pantiku!. Acho dan tim mengambil langkah untuk menampilkan kisah berbeda dari film pertamanya, seperti langkah Warkop DKI.

Keputusan itu, disertai dengan naskah yang apik, membuat Menyala Pantiku jadi terasa baru dan menyegarkan. Hal tersebut pula yang membuat saya jadi menantikan gebrakan apa lagi yang disiapkan Acho dkk untuk Agak Laen 3.

Agak Laen: Menyala Pantiku dibuat jadi film komedi misteri format whodunnit untuk perkara pembunuhan anak wali kota. Saya lagi-lagi perlu mengapresiasi Acho karena format itu disusun begitu rapi dari awal hingga akhir.

[Gambas:Video CNN]

Naskah tersebut diperkuat dengan akting para bintang senior, seperti Chew Kin Wah, Jarwo Kuat, Jajang C. Noer, Tika Panggabean, dan Egy Fedly, yang membuat mereka masing-masing menjadi penghuni panti yang mencurigakan.

Sehingga, sejak Bene Dion, Boris Bokir, Indra Jegel, dan Oki Rengga melakukan penyelidikan di panti jompo, penonton turut menerka-nerka bahkan bisa kegocek mengenai pembunuh dan motif pembunuhannya.

 Menyala Pantiku (2025). (Imajinari)Review Agak Laen 2: Para bintang senior memegang kunci unsur misteri dan teka-teki pembunuhan film ini. (Imajinari)

Acho lulus dalam memformulasikan komedi dan misteri yang konsisten dan memiliki porsi yang pas,  sehingga ditutup dengan amat manis, tanpa kesan ada yang diulur-ulur atau terburu-buru diselesaikan.

Selain misteri, unsur komedi Agak Laen: Menyala Pantiku jelas naik kelas. Muhadkly Acho tampak sangat berani menggodok naskah dan guyonan-guyonan dalam film kedua.

Bisa dibilang tidak ada yang gagal dari komedi film ini. Guyonan-guyonan yang diumpankan di sepanjang film disambut dengan cekikikan bahkan terbahak-bahak sambil tepuk tangan.

Golden scene dalam film itu sesungguhnya mungkin sudah bisa ditebak, tapi tetap saja amat lucu ketika dimunculkan hingga membuat penonton satu studio, termasuk orang tua, kompak melepaskan tawa.

Begitu pula dengan komedi satir yang sangat berani dan luar biasa lucu, sehingga tetap ngena dengan kritik sosialnya. Beberapa adegan bahkan masih lucu dan mengundang tawa saat teringat kembali setelah keluar dari bioskop.

Acho pun menyelipkan sedikit-sedikit tentang film pertamanya dalam Agak Laen 2.

Chemistry empat pemeran utama tak perlu diragukan lagi. Tektokan mereka memang memegang kunci kelucuan film ini, termasuk unsur humanis yang bisa menyentuh perasaan penonton.

Agak Laen 2 memang tidak sesederhana film pertamanya. Dengan kisah yang lebih kompleks, Menyala Pantiku malah terasa lebih relatable dengan kehidupan masyarakat.

 Menyala Pantiku (2025). (Imajinari)Review film: Agak Laen Menyala Pantiku memiliki kisah yang lebih relatable dibandingkan pertama dengan chemistry empat pemeran utama tak perlu diragukan. (Imajinari)

Situasi itu mungkin dikarenakan narasi film ini berdasarkan kisah asli para bintang, seperti yang diungkap dalam konferensi pers beberapa waktu lalu, sehingga ceritanya terasa lebih riil.

Bene, Boris, Jegel, dan Oki memiliki kisah masing-masing yang bisa terhubung atau dekat dengan penonton berlatar belakang berbeda-beda pula.

Seperti saya contohnya merasa dekat dengan interaksi Bene bersama Ghita Bhebhita. Sebagai bagian dari kelompok masyarakat yang mereka tampilkan, saya berikan pujian kepada mereka karena memahami apa yang hendak ditampilkan atau dijadikan bahan satir di layar lebar.

Kisah antara Jegel dan Hasyim atau Acim (Chew Kin Wah) juga memiliki tempat tersendiri bagi saya. Adegan mereka sesungguhnya tidak banyak, tapi setiap kali muncul langsung meninggalkan bekas di hati bahkan di mata.

Saya juga mengapresiasi kru kreatif termasuk sinematografer yang mengemas Agak Laen 2 menjadi film yang naik kelas dan naik kualitasnya, mulai dari opening scene hingga long take perseteruan Boris dan Oki yang begitu memuaskan.

Pada akhirnya, seluruh tim seri Agak Laen sukses mempertahankan kualitas cerita dan produksi sehingga bisa menghadirkan Menyala Pantiku! yang mengimbangi bahkan mampu menyalip kualitas film pertamanya.

Film ini benar-benar paket komplet karena memiliki cerita komedi yang sukses lucu, berani sehingga kritik sosial tampak smooth dan tepat sasaran, serta visual yang memuaskan pula. 

Hal itu yang membuat saya sebagai penonton dan kini sebagai penggemar rela menunggu lebih dari setahun untuk bisa menyaksikan film selanjutnya, asal memiliki kualitas yang lebih baik dari pendahulunya.

[Gambas:Youtube]

(chri/chri)

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |