RSCM Kembangkan Plasma dari Darah Terbuang, Kurangi Impor Produk Kesehatan

1 day ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta tengah mengembangkan teknologi pemanfaatan plasma dari darah donor yang selama ini terbuang. Langkah ini diambil untuk menekan ketergantungan Indonesia terhadap produk plasma impor yang masih mendominasi pasar kesehatan nasional.

Direktur Utama RSCM, Supriyanto, menyatakan bahwa sebagian besar pasien hanya membutuhkan komponen tertentu dari darah, seperti sel darah merah atau trombosit. Akibatnya, lebih dari 200 liter darah per bulan tak bisa dimanfaatkan dan akhirnya terbuang.

“Sekarang RSCM sudah mengantongi sertifikat untuk memproduksi darah yang tadinya dibuang menjadi bahan setengah jadi untuk diolah lebih lanjut menjadi obat,” kata Supriyanto dalam keterangannya, Kamis (24/7/2025).

Karena belum memiliki fasilitas produksi obat secara penuh, RSCM menggandeng perusahaan swasta SK Plasma untuk mengolah bahan baku plasma menjadi produk kesehatan. Kolaborasi ini diarahkan untuk memperkuat pasokan bahan baku dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada produk plasma luar negeri.

Selama ini, sebagian besar kebutuhan plasma bagi pasien di Indonesia dipenuhi lewat impor. Supriyanto menyebut pengembangan ini sebagai bagian dari upaya mewujudkan kemandirian farmasi dalam negeri.

Impact-nya, yang biasanya terbuang itu kemudian menjadi obat bagi pasien. Karena diproduksi di dalam negeri, harganya juga bisa lebih rendah dan memiliki nilai ekonomis,” ujarnya.

Direktur Medik dan Keperawatan RSCM, Renan Sukmawan, menjelaskan bahwa pengembangan plasma ini salah satunya menghasilkan zat albumin yang merupakan komponen penting bagi pasien penyakit berat seperti gagal hati, gizi buruk, dan kondisi kronis lain.

“Kita menerima pasien-pasien berat dari seluruh Indonesia. Albumin itu sangat penting karena sebelumnya harus diimpor,” kata Renan.

Kementerian Kesehatan mendukung inisiatif ini. Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian Kemenkes, Dita Novianti, menilai upaya pengolahan plasma di dalam negeri dapat memperkuat rantai pasok nasional.

“Kalau nanti kapasitas produksinya bisa 600 ribu per tahun, maka dengan kemampuan 700 liter per bulan, RSCM bisa memberikan kontribusi besar untuk suplai plasma,” ujar Dita.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |