Siaga! Target Baru 'Perang' Trump: Perbankan

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Donald Trump menuduh bank-bank besar Amerika Serikat, seperti JPMorgan Chase dan Bank of America (BofA), telah mendiskriminasi dirinya dan para pendukung konservatif. Ia pun bersiap mengeluarkan perintah eksekutif yang akan menarget praktik debanking yang dinilai bermuatan politik.

Dalam wawancara dengan CNBC, Trump mengklaim kedua bank tersebut pernah menolak menerima simpanan uang miliknya usai masa jabatannya berakhir.

"Saya punya ratusan juta. Rekening saya penuh uang tunai. Mereka bilang, 'Maaf, Anda punya waktu 20 hari untuk keluar,'" kata Trump pada Selasa (5/8/2025), tanpa memberikan bukti spesifik.

Trump mengaku sempat mencoba menyimpan uang di BofA namun juga ditolak. Ia akhirnya menyebarkan dananya ke sejumlah bank kecil. "Saya pergi ke bank-bank kecil di mana-mana. Saya taruh US$10 juta di sini, US$10 juta di sana, lalu US$5 juta, US$12 juta," ujarnya.

Komentar Trump muncul setelah laporan Wall Street Journal menyebut bahwa ia tengah menyiapkan perintah eksekutif untuk menghukum bank-bank yang dianggap mendiskriminasi kelompok konservatif.

Dokumen rancangan perintah yang dilihat Reuters menyebut bahwa regulator akan diminta meninjau apakah lembaga keuangan telah melakukan praktik debanking bermuatan politik, serta menilai kemungkinan pelanggaran terhadap Equal Credit Opportunity Act, undang-undang antimonopoli, dan aturan perlindungan konsumen.

Sumber dari industri perbankan menyebut bahwa perintah tersebut kemungkinan diumumkan pada Rabu. Sanksi yang bisa dijatuhkan mencakup denda, pembatasan bisnis, atau tindakan disipliner lainnya. Gedung Putih belum memberikan komentar resmi terkait hal ini.

JPMorgan tidak menanggapi secara langsung tuduhan Trump, namun dalam pernyataan resminya bank tersebut menegaskan tidak pernah menutup rekening atas dasar politik.

"Kami tidak menutup rekening karena alasan politik, dan kami sependapat dengan Presiden Trump bahwa perubahan regulasi sangat dibutuhkan," kata juru bicara JPMorgan. "Kami memuji Gedung Putih karena menangani masalah ini dan berharap dapat bekerja sama dengan mereka untuk memperbaikinya."

Bank of America tidak memberikan komentar terkait klaim Trump, namun menyatakan pihaknya menyambut baik upaya pemerintah untuk mengkaji ulang kebijakan perbankan.

"Kami telah memberikan proposal terperinci dan akan terus bekerja sama dengan pemerintah dan Kongres untuk meningkatkan kerangka regulasi," kata juru bicara BofA.

Langkah Trump muncul di tengah meningkatnya sorotan terhadap praktik debanking selama pemerintahan Joe Biden, di mana regulator disebut mempertimbangkan risiko reputasi saat menilai kelayakan nasabah. Hal ini dinilai menyulitkan bank dalam menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang memiliki risiko hukum atau politik tinggi.

Sumber lain menyebut, meski JPMorgan masih mempertahankan hubungan dengan beberapa entitas kampanye dan anggota keluarga Trump, tekanan regulasi tetap tinggi. Sebagai tanggapan, pada Juni lalu Federal Reserve menyatakan pengawas tidak lagi akan menggunakan risiko reputasi sebagai dasar evaluasi bank.


(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Fundamental Kuat, BRI Sukses Borong 5 Penghargaan Global

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |