Siapa Saja Penerima Anugerah Pahlawan Nasional? Berikut Pofil Mereka

3 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Prabowo Subianto menganugerahkan 10 tokoh sebagai Pahlawan Nasional pada peringatan Hari Pahlawan di Istana Negara, Jakarta Pusat pada Senin (10/11/2025). Berikut profil para penerima status Pahlawan Nasional tersebut.

Marsinah

Marsinah adalah seorang buruh perempuan kelahiran 1969 yang bekerja di pabrik sepatu di Sidoarjo, Jawa Timur. Ia dikenal sebagai aktivis buruh yang memperjuangkan hak-hak pekerja, terutama terkait dengan upah dan kondisi kerja yang lebih baik. 

Marsinah dilaporkan hilang pada Mei 1993 setelah menghadiri pertemuan buruh untuk membahas pemogokan. Beberapa hari kemudian, tubuhnya ditemukan di sebuah ladang di Desa Ngronggot dekat Surabaya, dengan tanda-tanda kekerasan yang sangat jelas, termasuk luka di tubuhnya yang mengindikasikan ia telah diperkosa. Penemuan ini mengguncang dan menyebabkan protes besar-besaran dari para buruh dan aktivis hak asasi manusia.

Setelah penemuan jenazahnya, pihak kepolisian melakukan penyelidikan. Namun, proses tersebut menuai kritik karena dianggap tidak transparan dan tidak memadai. Terdapat alegasi bahwa aparat keamanan terlibat dalam pembunuhan tersebut, terutama karena Marsinah aktif dalam gerakan yang sering berseteru dengan penguasa.

Pada 1994, kasus itu disidangkan di Pengadilan Negeri Sidoarjo, tetapi hasilnya tidak memuaskan banyak pihak. Tiga orang yang dituduh terlibat dalam pembunuhan tersebut dibebaskan, yang menambah kemarahan publik. Kasus ini dianggap sebagai contoh pelanggaran hak asasi manusia dan ketidakadilan sistemik di Indonesia, terutama terhadap aktivis buruh.

Kasus Marsinah menjadi simbol perjuangan hak asasi manusia dan hak buruh di Indonesia. Gerakan buruh di Indonesia semakin menguat dan menuntut keadilan tidak hanya untuk Marsinah juga untuk buruh lainnya yang mengalami perlakuan serupa. Perjuangan untuk keadilan bagi Marsinah menjadi bagian dari sejarah perjuangan buruh dan hak asasi manusia di Indonesia.

Jenderal (Purn) Soeharto

Soeharto lahir pada 8 Juni 1921 di Kemusuk, Yogyakarta, meninggal pada 27 Januari 2008. Soeharto memulai karir militernya selama masa penjajahan Jepang dan kemudian berlanjut saat terjadi revolusi kemerdekaan Indonesia. Soeharto dianggap berperan melawan penjajah Belanda dalam pertempuran Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta dan sekitarnya.

Langkah Soeharto menuju Istana Kepresidenan tak lepas dari peristiwa pemberontakan di tubuh TNI pada 30 September 1965. Soeharto yang kala itu berpangkat letnan kolonel dan menjabat sebagai panglima komando cadangan strategis TNI AD (pangkostrad). 

Ia kemudian diserahi tugas oleh Presiden Sukarno untuk memulihkan keadaan setelah peristiwa 30 September. Perintah itu ia jalankan dengan membasmi Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dinilai jadi otak pemberontakan. Pada Maret 1967, Soeharto menerjemahkan surat perintah dari Sukarno sebagai titah untuk mengambil alih pemerintahan dan kemudian menjadi kepala negara dan memerintah 32 tahun hingga 1998. 

Soeharto dikenal dengan kebijakan Orde Baru, yang menekankan stabilitas politik dan pembangunan ekonomi, tetapi sering kali dengan cara yang otoriter. Dalam masa pemerintahannya, banyak proyek pembangunan infrastruktur dilakukan, dan Indonesia berhasil meningkatkan industri dan agrikultur. Namun, krisis ekonomi Asia pada 199-1998 menyebabkan ketidakpuasan rakyat yang memuncak dan berujung pengunduran dirinya pada Mei 1998.

Setelah lengser, Soeharto menghadapi berbagai tuntutan hukum, namun ia tidak pernah diadili secara resmi. Ia menghabiskan hidupnya di Jakarta hingga wafat pada 2008. Hingga kini, Soeharto masih menjadi perdebatan, dengan sebagian orang mengingat pencapaian ekonom, sementara yang lain mengecam pelanggaran hak asasi manusia semasa pemerintahannya.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |