Sri Mulyani Ungkap Pemberian Diskon Listrik Batal, Ini Alasannya

1 month ago 11

8000hoki.com List ID situs Slots Gacor Myanmar Terbaru Pasti Menang Terus

hoki kilat online List Demo situs Slot Maxwin Cambodia Terbaik Gampang Lancar Menang Full Online

1000 hoki List Situs website Slot Gacor Singapore Terbaik Sering Lancar Jackpot Setiap Hari

5000 Hoki Online List Agen server Slot Gacor Thailand Terbaru Gampang Lancar Menang Full Terus

7000 Hoki Online List Akun server Slots Gacor China Terpercaya Sering Menang Full Online

9000hoki.com Data ID web Slots Maxwin China Terbaik Mudah Lancar Jackpot Full Online

Demo situs Slots Maxwin Thailand Terkini Sering Lancar Scatter Setiap Hari

Idagent138 Slot Gacor Terpercaya

Luckygaming138 Slot Online

Adugaming Daftar Akun Slot Online

kiss69 login Slot Terpercaya

Agent188 Daftar Akun Slot Anti Rungkad Terpercaya

Moto128 Daftar Slot Anti Rungkat Online

Betplay138 Daftar Akun Slot Game

Letsbet77 login Akun Slot Anti Rungkad Terbaik

Portbet88 Akun Slot Maxwin

Jfgaming168 login Akun Slot Anti Rungkad Terpercaya

Mg138 Slot Game Terbaik

Adagaming168 login Akun Slot Maxwin Terpercaya

Kingbet189 login Akun Slot Anti Rungkad Terbaik

Summer138 Daftar Slot Anti Rungkat Online

Evorabid77 Daftar Id Slot Gacor Terpercaya

bancibet Akun Slot Terpercaya

adagaming168 Akun Slot Game Online

Presiden Prabowo Subianto (kiri) didampingi Menkeu Sri Mulyani (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah memutuskan untuk menghapus rencana pemberian subsidi listrik dari lima paket kebijakan insentif yang akan diberlakukan pada Juni–Juli 2025. Kebijakan ini sebelumnya sempat diwacanakan sebagai bagian dari stimulus ekonomi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, alasan utama pembatalan program diskon listrik tersebut karena proses penganggarannya tidak cukup cepat untuk memenuhi target pelaksanaan pada pertengahan tahun ini.

"Diskon listrik, ternyata untuk kebutuhan atau proses penganggarannya jauh lebih lambat. Sehingga kalau kita tujuannya adalah Juni dan Juli, kita memutuskan tidak bisa dijalankan," ujarnya usai rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (2/6/2025).

Sebagai alternatif, pemerintah mengalihkan fokus ke program Bantuan Subsidi Upah (BSU), yang dinilai lebih siap dari sisi data dan pelaksanaan. Pada awal perancangan, program BSU sempat menimbulkan pertanyaan terkait akurasi data sasaran penerima, mengingat pengalaman masa pandemi Covid-19, ketika data penerima perlu dibersihkan terlebih dahulu.

Namun, kini data yang dikelola BPJS Ketenagakerjaan telah diperbarui dan terverifikasi. Data tersebut mencakup pekerja dengan penghasilan di bawah Rp 3,5 juta per bulan.

"Sekarang, karena data BPJS Ketenagakerjaan sudah clean untuk betul-betul pekerjaan di bawah Rp 3,5 juta, dan sudah siap, maka kita memutuskan dengan kesiapan data dan kecepatan program, kita menargetkan untuk bantuan subsidi upah," kata Sri Mulyani.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sempat menyampaikan wacana insentif berupa potongan tarif listrik sebesar 50 persen. Skema ini dirancang untuk menyasar sekitar 79,3 juta pelanggan rumah tangga dengan daya listrik maksimal 1.300 VA.

Diskon listrik tersebut diusulkan berlaku dari 5 Juni hingga 31 Juli 2025, mengikuti pola serupa yang telah diterapkan pada awal tahun.

sumber : Antara

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |