Buruh pelabuhan membongkar beras impor asal Thailand dari kapal kargo di Pelabuhan Boom Baru, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (1/3/2024).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori, menyarankan pemerintah untuk tidak terburu-buru melakukan ekspor, meskipun stok beras nasional saat ini melimpah hingga mencapai 4 juta ton. Menurutnya, opsi ekspor sebaiknya dilakukan setelah ada kepastian bahwa ketersediaan beras untuk kebutuhan konsumsi dalam negeri terpenuhi dengan aman.
"Hal itu belum bisa dipastikan hari-hari ini," kata Khudori dalam keterangannya yang dikutip di Jakarta, Senin (2/6/2025).
Ia menilai, dinamika produksi beras hingga akhir tahun ini diperkirakan akan diwarnai berbagai tantangan. Oleh karena itu, keputusan mengenai ekspor beras sebaiknya diambil pada akhir September mendatang.
Pada periode tersebut, produksi beras nasional diperkirakan telah mencapai 80–85 persen, sehingga memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai pasokan domestik. Lebih lanjut, Khudori menyampaikan kemungkinan stok beras nasional akan terus meningkat.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau tahun ini akan datang terlambat dan bersifat kemarau basah, yang berarti meskipun kemarau, hujan masih akan turun. Ia menambahkan, fenomena kemarau basah ini diproyeksikan mampu meredam kekhawatiran petani terkait ketersediaan air selama musim kering.
Dengan pasokan air yang relatif aman, produksi padi diyakini dapat berlangsung lancar dan berlimpah hingga akhir tahun. Potensi panen raya ini dinilai akan turut meningkatkan stok beras nasional.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman sebelumnya menyampaikan bahwa Indonesia siap mengekspor 2.000 ton beras per bulan ke Malaysia. Selain Malaysia, Amran juga menyatakan bahwa Indonesia siap mengekspor beras ke negara anggota ASEAN lainnya.
"Iya (ekspor 2.000 ton per bulan). Kami berencana kirim dari yang terdekat (dengan Malaysia), dari Kalimantan Barat," ucap Amran dalam acara syukuran pencapaian empat juta ton cadangan beras pemerintah (CBP) di Jakarta, Jumat (30/5/2025).
Meski demikian, Amran menegaskan bahwa ekspor beras ke negara tetangga hanya dapat dilakukan setelah kebutuhan dalam negeri benar-benar terpenuhi.
sumber : Antara