Susah Payah Menyalurkan Bantuan Sosial Hingga Pelosok

2 hours ago 6

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pagi itu, halaman Kantorpos Padang tidak terlalu riuh. Tidak ada antrean panjang atau hiruk-pikuk yang kerap menyertai penyaluran bantuan sosial. Namun justru di sanalah, denyut pelayanan negara bekerja dengan cara yang lebih senyap, mendatangi warga satu per satu, hingga ke rumah mereka yang terkendala fisik ataupun akses.

Penyaluran Bantuan Langsung Tunai Sementara Kesejahteraan Rakyat (BLTS Kesra) di Kota Padang dan sejumlah wilayah Sumatera Barat kembali memperlihatkan peran penting Pos Indonesia atau PosIND sebagai perpanjangan tangan negara. Bukan hanya sebagai titik pencairan, tetapi juga sebagai pengantar bantuan—secara langsung—kepada keluarga penerima manfaat (KPM) yang sakit, lanjut usia, atau memiliki keterbatasan fisik.

“Untuk Sumatera Barat, total penerima BLTS Kesra ada sekitar 245 ribu orang, tersebar di sembilan kantor—delapan Kantor Cabang dan satu Kantor Cabang Utama (KCU) Padang. Khusus di Padang sendiri jumlahnya sekitar 34 ribu penerima,” ujar Giri Andika, Executive General Manager (EGM) Kantorpos KCU Padang.

Dari Data Pusat hingga Pintu Rumah

Secara nasional, BLTS Kesra merupakan program pemerintah yang berada di bawah koordinasi Kementerian Sosial RI, dirancang sebagai bantuan tunai sementara untuk menjaga daya beli keluarga rentan—terutama di tengah tekanan ekonomi, kenaikan kebutuhan pokok, dan situasi darurat sosial.

Bantuan ini diberikan dalam bentuk uang tunai sebesar Rp900.000 per KPM, disalurkan tanpa potongan, dan bersifat sementara, dengan sasaran utama: Keluarga miskin dan rentan miskin, Lansia tidak produktif, Keluarga dengan anggota sakit menahun atau disabilitas, KPM yang belum atau tidak terjangkau program bantuan reguler lainnya.

Penetapan KPM dilakukan berbasis Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), yang diperbarui dan diverifikasi bersama pemerintah daerah hingga tingkat kelurahan dan desa.

“Sebagian besar penerima BLTS Kesra ini adalah data baru, artinya banyak yang sebelumnya belum pernah menerima bantuan,” kata Giri.

Menurut Giri, proses penyaluran BLTS Kesra di Kantorpos Padang dimulai jauh sebelum hari pencairan. Data penerima diterima dari pemerintah pusat, kemudian diverifikasi dan diturunkan dalam bentuk daftar nominatif serta Surat Pemberitahuan (SP). Surat ini disalurkan melalui kelurahan dan desa agar benar-benar sampai ke tangan penerima.

“Setelah itu kami menyusun jadwal penyaluran. Biasanya penyaluran utama berlangsung sekitar tujuh sampai sepuluh hari. Metodenya ada tiga: penyaluran di komunitas seperti kantor kecamatan atau desa, penyaluran di kantor pos, dan yang ketiga, dan yang paling krusial, adalah penyaluran door to door,” kata Giri.

Layanan antar ke rumah ini diprioritaskan bagi KPM yang kondisi kesehatannya tidak memungkinkan untuk datang sendiri. Bagi Pos Indonesia, pendekatan tersebut bukan sekadar alternatif teknis, melainkan bentuk tanggung jawab pelayanan.

“Pos itu punya kelebihan. Kami bisa datang langsung ke rumah penerima. Tidak harus orangnya datang ke kantor. Ini sangat membantu masyarakat,” ujar Giri menegaskan komitmennya

Arti Uang Rp900 Ribu bagi KPM

Bagi Mainar, perempuan berusia 70 tahun yang tinggal di kawasan Tanjung Sabar, bantuan itu bukan sekadar angka. Ia mengaku mengetahui kabar bantuan dari lingkungan sekitar, lalu dibantu keluarga untuk proses pencairannya. “Dapat bantuannya Rp900.000. Sangat bermanfaat sekali. Untuk makan sehari-hari,” ujarnya lirih namun mantap.

Mainar menghabiskan hari-harinya di rumah. Ia sudah tidak lagi bekerja. Bantuan BLTS Kesra menjadi penopang di tengah kebutuhan yang terus berjalan. Pelayanan di Kantorpos Padang, menurutnya, berjalan cepat dan sederhana. “Pelayanannya bagus. Cepat, tidak ribet, cuma pakai KTP,” katanya.

Harapan Mainar sederhana: agar bantuan seperti ini bisa terus berlanjut. “Mudah-mudahan seterusnya ada. Kalau bisa ditambah, ya alhamdulillah,” ujarnya, sambil menyampaikan terima kasih kepada pemerintah, Kementerian Sosial, dan Pos Indonesia

Modal Usaha Kecil bagi Marwan

Cerita serupa datang dari Marwan, warga Tabing, Padang. Ia menerima BLTS Kesra dengan nominal yang sama, yaitu sekitar Rp900.000 namun memiliki rencana berbeda untuk pemanfaatannya. “Saya gunakan untuk modal usaha,” katanya singkat.

Marwan menilai proses pencairan berlangsung lancar dan tertib. Tidak ada potongan, tidak ada hambatan berarti. Harapannya ke depan, penyaluran bantuan bisa semakin memudahkan masyarakat yang membutuhkan. “Terima kasih kepada pemerintah. Mudah-mudahan ke depan lebih lancar dan lebih memperhatikan masyarakat yang kurang mampu,” ujarnya.

Gano Rivaldo: Pelayanan dari Gerbang hingga Loket

Testimoni lain datang dari Gano Rivaldo, wali KPM BLTS Kesra yang mengambil bantuan di Kantorpos Padang. Ia menilai pelayanan Pos Indonesia berjalan profesional sejak awal. “Pelayanannya cukup bagus. Dari security sampai kasir, semua melayani dengan baik,” ujar Gano.

Bantuan sebesar Rp900.000 itu sangat membantu kebutuhan ekonomi harian keluarganya. “Kami sangat bersyukur. Bantuan ini sangat membantu untuk kebutuhan sehari-hari,” katanya.

Informasi mengenai bantuan, menurut Gano, diterima secara berjenjang dari RT dan kelurahan. Proses pencairan pun dinilai jelas dan tidak berbelit. “Dokumen yang dibawa cuma KTP dan KK asli. Datangnya juga lancar,” ujarnya.

Ia berharap ke depan penyaluran BLTS Kesra bisa semakin merata. “Masih banyak yang seharusnya dapat, tapi belum. Mudah-mudahan ke depan bisa lebih baik,” katanya.

Koordinasi Daerah dan Data Baru

Di balik layar, penyaluran BLTS Kesra tidak lepas dari koordinasi lintas lembaga. Giri menjelaskan, Kantorpos Padang secara aktif berkomunikasi dengan dinas sosial provinsi dan kota, bahkan sebelum penugasan resmi diterima.

Koordinasi tersebut penting untuk memastikan ketepatan sasaran. Jika ditemukan penerima yang sudah tidak memenuhi kriteria, proses koreksi dilakukan melalui berita acara resmi.

Menariknya, Giri mengungkapkan bahwa pendekatan Pos Indonesia justru mendapat apresiasi dari pemerintah daerah. “Kami sering datang lebih dulu sebelum penyaluran dimulai. Bahkan dinas sosial menyampaikan, kalau memungkinkan, penyaluran bantuan lebih baik lewat pos karena informasinya jelas dan akuntabel,” ujarnya

Dalam setiap penyaluran BLTS Kesra, Kantorpos Padang menegaskan satu prinsip utama: tanpa potongan. “Kami berkomitmen menyalurkan bantuan ini tepat sasaran, tepat waktu, dan tidak ada potongan dari pihak mana pun. Penerima harus menerima secara utuh,” kata Giri

Komitmen ini menjadi penting, terutama bagi penerima yang menggantungkan kebutuhan hariannya pada bantuan tersebut.

Lebih dari Sekadar Logistik

Selain BLTS Kesra, PosIND di Sumatera Barat juga menjalankan fungsi sosial lain, termasuk penyaluran bantuan bagi korban bencana di wilayah Agam dan Padang Pariaman. Bantuan logistik yang dihimpun dari berbagai daerah di Indonesia disalurkan melalui koordinasi dengan BPBD setempat, sebuah irisan peran yang menunjukkan luasnya mandat sosial Pos Indonesia

Namun bagi Giri, esensi dari semua itu tetap sama: memastikan bantuan negara benar-benar sampai ke tangan warga yang membutuhkan. “Harapan kami, bantuan ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat. Dan ke depan, jika ada program bantuan sosial lainnya, kami berharap Pos Indonesia tetap menjadi pilihan,” ujarnya.

Di Padang, BLTS Kesra bukan sekadar angka dalam laporan. Ia hadir dalam bentuk ketukan di pintu rumah, sapaan petugas pos, dan lembar uang yang berarti peenuhan kebutuhan pokok / makan, usaha kecil, atau sekadar rasa aman. Dalam senyap, negara bekerja dan Pos Indonesia menjalankan peran dan amanahnya menjadi pengantar.

sumber : Antara

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |